Amerika Serikat berupaya untuk mempercepat evakuasi pengungsi Afghanistan yang melarikan diri usai Taliban berkuasa.
- Trump dan Biden Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Sejarah 2005 Terulang?
- Trump Cabut Akses Intelijen Joe Biden dan Umumkan Pembubaran USAID
- Jelang Lengser, Biden Mau Beri Bantuan Senjata Rp129 Triliun ke Israel
Baca Juga
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahwa telah memberikan lampu hijau untuk menggunakan maskapai komersial untuk mengangkut pengungsi dari Afghanistan.
Pesawat-pesawat komersial itu akan digunakan untuk membantu mengangkut orang-orang yang telah berhasil dievakuasi dari Afghanistan.
Sekretaris Pers Pentagon John Kirby mengatakan pada Minggu (22/8) bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah mengaktifkan tahap awal program "Civil Reserve Air fleet” dengan meminta 18 pesawat komersial dari sejumlah maskapai penerbangan untuk mengangkut pengungsi Afghanistan.
Meski begitu, pesawat-pesawat komersial itu tidak akan terbang ke Kabul, melainkan ke sejumlah negara transit yang menampung sementara pengungsi Afghanistan yang berhasil dievakuasi oleh Amerika Serikat.
Dikabarkan Al Jazeera, 18 armada pesawat komersil itu yang dikerahkan itu terdiri dari tiga pesawat American Airlines, Atlas Air, tiga pesawat Delta Air Lines dan tiga pesawat Omni Air, dua pesawat Hawaiian Airlines dan empat pesawat dari United Airlines.
Kirby menjelaskan, Pentagon tidak mengantisipasi dampak besar terhadap penerbangan komersial dari aktivasi "Civil Reserve Air fleet” ini karena pesawat tidak akan terbang ke Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul.
- Trump dan Biden Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Sejarah 2005 Terulang?
- Trump Cabut Akses Intelijen Joe Biden dan Umumkan Pembubaran USAID
- Jelang Lengser, Biden Mau Beri Bantuan Senjata Rp129 Triliun ke Israel