Perusahaan minyak Colonial Pipeline Co, bulan lalu, mendapat serangan siber besar-besaran yang mengganggu pasokan minyak di Amerika Serikat. Sistem di perusahaan mereka diretas oleh sekelompok hacker yang disinyalir FBI merupakan kelompok DarkSide yang berada di Rusia.
- Bitcoin Pulih dari Titik Terendah, Pasar Kripto Masih Waspadai Dampak Pernyataan Powell
- Pasar Kripto Stabil, Bitcoin Dibanderol di Atas 84.000 Dolar AS
- Bitcoin Melemah 3,4 Persen di Tengah Pembentukan Cadangan oleh Trump
Baca Juga
Perusahaan menyebut telah membayar peretas hampir 5 juta dolar AS untuk mendapatkan kembali akses tersebut. Pembayaran dilakukan dalam bentuk mata uang virtual bitcoin.
Hanya saja, pemerintah AS berhasil menyita 2,3 juta dolar AS atau setara Rp32,8 miliar (Rp14.200/dolar AS) uang tebusan tersebut dalam bentuk bitcoin. Hal ini diumumkan langsung Departemen Kehakiman, Senin (7/6). Dimana mereka telah menyita 63,7 bitcoin dari pembayaran tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, nilai bitcoun telah turun menjadi sekitar 34 ribu dolar AS, setelah mencapai puncaknya sebesar 63 ribu pada April.
Dilaporkan Reuters, penyitaan sebagian besar dana tersebut berhasil dilakukan karena FBI memiliki kunci pribadi untuk membuka dompet bitcoin. Namun tidak jelas bagaimana FBI mendapatkan akses ke kunci tersebut.
Seorang hakim di San Francisco kemudian menyetujui penyitaan dana dari alamat mata uang kripto tersebut. Penyitaan bitcoin sendiri jarang terjadi, tetapi pihak berwenang telah meningkatkan keahlian dalam melacak aliran uang digital terhadap ransomware yang telah menjadi ancaman keamanan nasional.
Serangan siber itu sendiri bukan hanya menyebabkan lonjakan harga gas dan kekurangan bahan bakar, namun juga berpengaruh pada ketegangan hubungan antara AS dan Rusia.
- Bitcoin Pulih dari Titik Terendah, Pasar Kripto Masih Waspadai Dampak Pernyataan Powell
- Pasar Kripto Stabil, Bitcoin Dibanderol di Atas 84.000 Dolar AS
- Bitcoin Melemah 3,4 Persen di Tengah Pembentukan Cadangan oleh Trump