Demontrasi menolak kenaikan BBM yang dilakukan gabungan mahasiswa di Simpang Lima DPRD Provinsi Sumsel dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian.
- Debat Perdana Pilkada Sumsel: Tiga Cagub Sampaikan Visi dan Misi
- AHY: Keputusan PN Jakpus Tidak Masuk di Akal Sehat
- Alutsista Bekas Disorot Capres, Ini Kata KPK
Baca Juga
Hal ini dipicu setelah Ketua DPRD Sumsel Hj RA Anita Noeringhati mundur setelah tawarannya untuk membawa aspirasi mahasiswa ke pusat ditolak mahasiswa.
Karena mahasiswa ingin pagar kawat berdiri disingkirkan saat penyampaian aspirasi. Walaupun dilakukan negosiasi dengan aparat ujungnya kericuhan tidak terhindarkan.
Akibatnya lemparan botol air mineral melayang ke arah aparat, sejurus kemudian polisi menyiramkan air kearah mahasiswa sehingga mahasiswa mundur, berkali-kali di semprot air mahasiswa kembali mendekat.
Polisi lalu menembakkan gas air mata untuk membubarkan barisan mahasiswa. Massa tampak lari berhamburan menghindari semprotan gas air mata. Sejumlah mahasiswa terkena gas air mata meski sudah berusaha menghindari.
Bahkan ada yang tidak bisa melihat dan mendapat pertolongan dari sesama mahasiswa.Sebelumnya juga terjadi kericuhan bermula saat ada yang diduga provokator melempar batu dari arah aparat kepolisian yang berusaha menghalau massa. Lemparan batu tersebut sontak membuat mahasiswa membalas.
Terjadi saling lempar antara aparat kepolisian dan kelompok massa. "Itu provokator kayaknya," kata salah seorang mahasiswa.
Sekitar pukul 17.30 WIB aparat merangsek maju, sekitar pukul 17.00 WIB lewat massa termasuk mahasiswa terpecah dan bubar dan berpencar ke arah kantor Gubernur, ke arah Jalan Kapten Rivai, Jalan Radial. Hingga kini petugas masih berjaga di areal Simpang Lima DPRD Provinsi Sumsel sembari mengimbau demonstran untuk membubarkan diri.
- Pemkot Palembang dan Polresta Perkuat Sinergi, Wujudkan Kota Aman dan Nyaman
- Pinjaman Uang Rp103 Juta Berakhir dengan Penggelapan, IRT Lapor Polisi
- Polisi Ungkap Kasus Pencurian Ribuan Data KTP untuk Target Penjualan SIM Card