Tenggat waktu yang diberikan Yang Dipertuan Agong untuk menyerahkan nama Perdana Menteri Malaysia kian tipis. Sementara belum ada koalisi yang berhasil mengumpulkan dukungan yang cukup untuk membentuk pemerintahan.
- 4.000 Penerbangan Batal di Awal Tahun 2022 karena Omicron
- Kirim Pesawat Tua ke Ukraina, Slovakia Dapat Diskon Pembelian Helikopter AS Hingga 66 Persen
- Apa Itu Victim Blaming? Perempuan Wajib Paham karena Kerap Terjadi dan Dianggap Biasa
Baca Juga
Berdasarkan hasil pemilihan umum ke-15 (GE15) pada Sabtu (19/11), tidak ada koalisi yang mampu mencapai mayoritas sederhana, yaitu 112 kursi dari 222 di parlemen.
Pakatan Harapan mendapatkan suara terbanyak, yaitu 82 kursi, namun masih jauh dari ambang batas. Sementara Perikatan Nasional mendapat 73 kursi, Barisan Nasional 30 kursi, Gabungan Partai Serawat (GPS) 22 kursi, dan Gabungan Rakyat Sabah (GRS) enam kursi. Tujuh kursi sisanya diisi oleh partai lain.
Di tengah situasi ini, pemimpin Pakatan Harapan, Anwar Ibrahim dilaporkan melakukan pertemuan dengan sejumlah petinggi Barisan Nasional, termasuk mantan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob.
Mereka bertemu di Hotel Seri Pacific pada Senin pagi. Hingga kabar ini diberitakan The Star, pertemuan diyakini masih berlangsung.
Pakatan Harapan diwakili oleh Anwar Ibrahim bersama Presiden Amanah Mohamad Sabu dan Sekretaris Jenderal PKR Saifuddin Nasution.
Sementara Barisan Nasional diwakili oleh Ismail Sabri, Wakil Presiden UMNO Mohamed Khaled Nordin, Sekretaris Jenderal BN Ahmad Maslan, dan anggota Dewan Tertinggi Shamsul Annuar Nasarah.
Belum diketahui apakah dua koalisi terbesar di Malaysia ini akan beraliansi. Namun sebelumnya, Barisan Nasional juga ditengarai tengah menjajaki pendekatan dengan Perikatan Nasional yang digawangi oleh mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
- Mantan Perdana Menteri Malaysia Tak Bisa Tidur Usai Didakwa Terlibat Korupsi
- Perdana Menteri Malayasia Tiba di Istana Bogor
- Begini Harapan Jokowi Usai Anwar Ibrahim Terpilih Jadi PM Malaysia