Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Selatan prihatin dengan meninggalnya santri pondok pesantren Modern Darussalam Gontor (PMDG) 1, Ponorogo, Jawa Timur (Jatim).
- Ibu Santri Gontor yang Tewas Dianiaya Akan Didampingi Tim Psikolog
- Usai Tetapkan 2 Tersangka Penganiayaan Santri Gontor hingga Tewas, Polda Jatim Bentuk Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak
- Pimpinan Gontor Ngomong Begini Ketika Ditanya Soal Kematian AM
Baca Juga
Korban berinisial AM (17) yang berasal dari Palembang itu meninggal dunia diduga akibat kekerasan saat mengikuti kegiatan ponpes.
Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Syaiful Padli menyarankan pemerintah tak hanya mengevaluasi Pondok Pesantren (Ponpes). Namun, seluruh sekolah negeri maupun swasta harus diberlakukan hal yang sama agar kekerasan di dunia pendidikan tidak terjadi lagi.
"Kalau pemerintah memang mau mengevaluasi harus semuanya dievaluasi," katanya, Jumat (9/9).
Politisi PKS ini menilai jika hanya ponpes saja yang dievaluasi, maka dunia pendidikan di sekolah negeri maupun swasta tak akan bisa terawasi.
“Karena yang hari ini muncul di publik hanya pesantren. Sedangkan, sekolah negeri atupun swasta tidak terpantau apakah ada hal yang serupa terjadi atau tidak. Karena saya banyak juga mendapat laporan tentang sekolah di dunia pendidikan biasa seperti negeri dan swasta terdapat kekerasan yang terjadi," katanya.
Syaiful menilai, kekerasan dalam dunia pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dibenarkan. Ada pun kasus seperti ini dinilai tidak berhak menimpa siapapun bukan hanya di pesantren namun juga menyeluruh di seluruh sekolah.
"Jika memang harus dibuatkan aturannya ya harus semuanya jangan hanya pesantren," pungkasnya.
- Swarna Dwipa Sumsel Gemilang Merugi Lagi di 2024, DPRD Sumsel Minta Pemprov Beri Perhatian Khusus
- DPRD Sumsel Pertanyakan Dana Cadangan dan Kekosongan Direksi Bank SumselBabel
- DPRD Sumsel Bakal Panggil PT Pusri Terkait Kecelakaan Kerja yang Tewaskan Pekerja