Angka Kemiskinan Ekstrem Provinsi Sumsel Naik 0,05 Persen pada 2022

Pemerintah Kabupaten OKU Timur, menggelar rapat zoom meeting road show daring bersama Menko PMK Muhadjir Effendy/ist
Pemerintah Kabupaten OKU Timur, menggelar rapat zoom meeting road show daring bersama Menko PMK Muhadjir Effendy/ist

Pemerintah Kabupaten OKU Timur, menggelar rapat zoom meeting road show daring bersama Menko PMK Muhadjir Effendy. Bertempat di Ruang Bina Praja II Setda OKU Timur, Selasa  (28/3) agenda rapat membahas masalah percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di kabupaten/kota Provinsi Sumsel.


Dalam sambutannya, Menko PMK Muhajir Effendy menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk mensinkronkan dan mengharmonisasikan program-program prioritas pemerintah yang berkaitan dengan pembangunan SDM dan kebudayaan dalam rangka meningkatkan indeks pembangunan manusia.

“Presentase kemiskinan ekstrem di Provinsi Sumsel 3,19% dan jumlah penduduk miskin ekstrem 279.630 jiwa. Kondisi ini sudah lebih baik,” kata Muhajir Effendy.

Angka itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai 3,14 persen. Sementara angka kemiskinan ekstrem rata-rata nasional sebesar 2,04 persen.

Dikatakan Menko PMK, sesuai Permendes 8/2022, prioritas dana desa adalah untuk kemiskinan ekstrem, stunting dan ketahanan pangan. Selain itu, dirinya juga meminta pemerintah daerah menggunakan data P3KE yang ada di Pemprov/Kab/Kota untuk sasaran intervensi sebagai upaya penajaman sasaran penghapusan kemiskinan ekstrem dan stunting.

"Penyerapannya saat ini masih sekitar 11%, untuk itu saya mohon untuk segera didorong penyerapannya. Data P3KE bersifat dinamis. Saya minta pemerintah daerah untuk melakukan verifikasi dan validasi yang selanjutnya dapat dikirimkan ke Kemenko PMK,” ujarnya.

Sementara, Asisten I Pemprov Sumsel, Drs H Edward Chandra mengatakan, tren prevalensi balita stunting Provinsi Sumatra Selatan menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun yaitu 18,6% pada tahun 2022.

“Tren prevalensi stunting Provinsi Sumsel menunjukkan penurunan terbesar di Indonesia. Namun capaian ini masih di bawah target nasional 2024 sebesar 14%,” jelasnya.

Tingkat kemiskinan Provinsi Sumsel pada tahun 2022, lanjutnya, menurun sebesar 0,84%. “Namun angka kemiskinan ekstrem mengalami kenaikan pada tahun 2022 sebesar 0,05%,” katanya.

Wakil Bupati OKU Timur, Adi Nugraha Purna Yudha memaparkan, Kabupaten OKU Timur untuk masalah stunting mengalami penurunan. Di mana prevalensi stunting (SSGI) pada tahun 2021 sebesar 21,5,% dan pada tahun 2022 turun menjadi 19,1%.

“Begitu juga dengan angka kemiskinan ekstrem, penduduk miskin ekstrem pada tahun 2021 sebanyak 6.809 jiwa dan pada tahun 2022 turun menjadi 4.156 jiwa, ini tentu mengalami trend yang positif,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Yudha juga mengatakan bahwa Pemkab OKU Timur siap menjalankan apa yang telah diinstruksikan oleh Presiden RI Joko Widodo terkait Ketahanan Pangan, Penurunan Angka Stunting dan Penuntasan Kemiskinan Ekstrem.