Hampir 70 persen luas sawah di Kabupaten OKU yang mencapai ribuan hektare merupakan sawah tadah hujan. Musim tanam pun sangat tergantung dengan curah hujan.
- Olahraga dan Permainan Tradisional Bakal Ramaikan HUT RI ke-77 di Muba
- Polda Sumsel Kerahkan 1.649 Personel Jaga PSU Empat Lawang
- Polemik Balai Pertemuan, Ini Tanggapan Mantan Ketua Dewan Kesenian Palembang
Baca Juga
Persoalan datang di musim kemarau di mana curah hujan menurun. Untuk mengairi sawah, petani terpaksa menyedot air dengan pompa yang membutuhkan bahan bakar yang tidak sedikit.
Namun situasi berbeda terjadi di Desa Negeri Ratu, Kecamatan Lengkiti. Para petani yang dimotori Kades Zainal Ali kini tidak lagi pusing mencari sumber air untuk sawah mereka. Sebab di desa itu telah menerapkan inovasi pompa hidram untuk sistem pengelolaan tata air pertanian. Bahkan sejak menggunakan pompa air tanpa bahan bakar ini, masa panen sawah semula 1 kali setahun bisa ditingkatkan menjadi 3 kali dalam setahun.
“Kelebihan alat ini tidak menggunakan bahan bakar minyak ataupun listrik. Hanya menggunakan tekanan dari sumber air. Bahkan jangkauan bisa sampai 30 meter dan terus mengalir selama 24 jam,” ujar Zainal, Senin (14/2)
Menurut Zainal, untuk saat ini air dari pompa hidram masih digunakan sebatas pengairan sawah. Namun tidak menutup kemungkinan bisa dimanfaatkan untuk sektor lain seperti budi daya perikanan maupun peternakan yang membutuhkan air. Bahkan diyakini, pompa hidram ini mampu membuat hujan buatan.
“Ya, istilahnya itu bisa dibuat hujan buatan. Inovasinya memancarkan air menggunakan inovasi pipa. Pastinya untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru kita masih terkendala pendanaan,” katanya.
Plh Bupati OKU, Edward Candra mengapresiasi inovasi yang dilakukan Desa Negeri Ratu. Pompa hidram ini merupakan inovasi tepat guna. Tanpa menggunakan listrik dan bahan bakar minyak dapat mengaliri sawah dengan air.
“Hal seperti ini harus dikembangkan dan dicontoh oleh desa lainnya di OKU,” tuturnya.
Edward pun menyampaikan, Pemerintah akan mendukung inovasi yang dilakukan Pemerintah desa ini. Mengenai pendanaan, ke depan akan diupayakan bantuan sehingga desa dapat berinovasi dan pompa hidram yang sudah ada ini bisa dikembangkan lebih maksimal.
“Pemerintah akan berusaha membantu. Tentunya di OKU ini bisa dilakukan bersama BUMN dan BUMD. Kita juga akan berupaya ke Pemerintah provinsi dan ke Kementerian untuk pendanaan pengembangan inovasi pompa hidram ini,” tukasnya.
- Sebulan Tiga Pengendara Tewas, Perwali Dinilai Tumpul Tak Punya Efek Jera
- Usung Adat Tunggu Tubang, Muara Enim Raih Stan Offline Terbaik Festival Literasi Sumsel 2021
- Tidak Konfirmasi Tilang ETLE, Ribuan Kendaraan di Lubuklinggau Diblokir