Amankan Remaja Terlibat Tawuran, Kapolrestabes Palembang: Mereka Positif Narkoba

Kapolrestabes Palembang Kombes M Ngajib. (Ist/rmolsumsel.id)
Kapolrestabes Palembang Kombes M Ngajib. (Ist/rmolsumsel.id)

Peristiwa amuk massa yang merusak dan menceburkan mobil Daihatsu Xenia BG 1162 RR ke anak Sungai Musi tak jauh dari Jembatan Gledek, Kecamatan Ilir Timur I, Minggu pagi (13/3) berbuntut panjang.


Polrestabes Palembang mengamankan pengemudi mobil dan sembilan orang dari warga yakni tiga orang warga 9 Ilir dan enam orang lainnya warga 13 Ilir untuk menjalani pemeriksaan terkait insiden tersebut.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Mochamad Ngajib mengatakan, mereka yang diamankan adalah anak-anak dan remaja yang terlibat tawuran. Parahnya mereka juga merupakan pengosumsi narkotika dan putus sekolah.

Bahkan, pengemudi mobil yang diamuk massa itu pun terbukti positif menggunakan narkoba.

“Di sini saya sampaikan, termasuk yang menabrak orang kemarin, itu positif menggunakan narkoba,” kata Ngajib saat menggelar diskusi bersama tokoh warga, agama dan pemerintahan setempat untuk membahas aksi amuk massa di 13 Ilir yang disinyalir karena perseteruan warga yang kerap tawuran, Senin (14/3).

Menyikapi kondisi tersebut, Ngajib menawarkan kepada warga untuk memberi suatu aktivitas pada remaja putus sekolah atau yang menganggur untuk diberikan  pembinaan.

“Kita kerja sama dengan Dinsos, tempat tinggal, makan, gratis. Tujuannya untuk memperbaiki ekonomi. Saya perlu data untuk tahu siapa-siapa yang tepat. Saya juga sudah koordinasikan dengan Dinsos untuk disalurkan jadi tenaga kerja yang bermanfaat,” ucap Ngajib.

Selain itu, Ngajib juga meminta peran tokoh agama serta para orang tua yang sama-sama berperan agar tidak membiarkan anak-anak nongkrong hingga larut malam. Apalagi sampai remaja itu membawa barang yang dilarang seperti senjata tajam.

“Karena ketika mereka kumpul-kumpul, bisa saja ada yang memancing emosi sehingga memicu terjadi tawuran. Kita harus sepakat tidak ada yang kumpul-kumpul di daerah sekitar sini. Apalagi sambil membawa alat-alat yang dilarang seperti sajam.  Kita harus saling mengingatkan jangan membiarkan,” pesannya.

Ke depan, Polrestabes Palembang berencana membangun pos pengamanan di dekat Jembatan Gledek dengan harapan bisa mencegah terjadinya aksi tawuran yang selama ini kerap terjadi di kawasan tersebut.

“Kita harapkan seperti ini, jika niatnya ada tapi kesempatannya tidak ada, ya maka tidak akan terjadi (tawuran). Tapi untuk awalan, kita akan buat tenda, kita turunkan anggota tentunya diperlukan juga partisipasi warga untuk membantu pengamanan,” tutur Ngajib.

Ngajib pun bakal mengambil tindakan tegas bagi setiap pelaku pembuat onar yang kerap berujung aksi tawuran. Bahkan kegiatan yang berpotensi memicu tawuran tidak diizinkan, seperti asmara subuh yang kerap muncul di bulan Ramadan.