Kabar gembira di tengah wabah pandemi global virus corona. Bahwa program elektrifikasi Indonesia over target. Hal itu terungkap saat Presiden Joko Widodo kembali menggelar Rapat Terbatas (Ratas) bersama jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju via teleconference dari Istana Bogor, Jumat (3/4).
- KSSK Perkuat Koordinasi untuk Antisipasi Risiko Kuartal III 2021
- Ibu Roma Nikmati Masa Senja dengan Listrik dan Jembatan Baru Berkat Program 'Light Up The Dream'
- PGN Catat Pendapatan USD 2,8 Miliar pada Triwulan III 2024, Tumbuh 5 Persen dari Tahun Lalu
Baca Juga
Dalam Ratas kali ini, Presiden membahas peningkatan rasio penyaluran listrik di pedesaan, atau elektrifikasi pedesaan.
"Kita akan bahas pagi hari ini mengenai peningkatan rasio elektrifikasi pedesaan. Rasio elektrifikasi hingga 2020 ini telah mencapai 99,48 persen," sebut Jokowi.
Persentase itu, diklaim Jokowi meningkat signifikan dari periode 2014 lalu yang baru mencapai 84 persen. Bahkan mantan walikota Solo tersebut mengatakan, capaian pemerintahannya telah melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015 hingga 2019 yang sebesar 96 persen.
Namun demikian, Jokowi mengakui bahwa akses listrik secara populasi (Electricity Access Population) Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara tetangganya di Asia, terutama Singapura.
"Indonesia berada di peringkat 95, masih tertinggal dari Malaysia peringkat 87, Vietnam peringkat 84 dan Singapura, Thailand, Tiongkok, Korsel berada pada peringkat 2," sebut mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Selain tertinggal dari segi akses, dari segi kualitas kapasitas kelistrikan (Electricity Supply Quality) dalam negeri juga masih berada di peringkat 54, jauh di bawah Singapura.
"Filipina 53, Malaysia 38, Thailand 31, Tiongkok 18, Singapur di peringkat kedua," demikian Jokowi.[ida]
- Zulhas Butuh Tambahan Anggaran Buat Kejar Swasembada Pangan
- Perluasan Kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan Jalin Kerjasama dengan PHDI Kota Palembang
- BSB Dukung Digitalisasi Pajak dan Retribusi Daerah di Sumsel Babel