AKI Diklaim Menurun Meski Program KB di Daerah Masih Lemah

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia diklaim mengalami penurunan setiap tahunnya mencapai 25 persen, sejak tahun 2016 hingga 2020. Hal ini seiring dengan pembangunan dunia di era modern.


Demikian disampaikan Kepala Badan Pengembangan SDM Kemendagri, Teguh Setyabudi melalui Zoom Meeting talkshow penguatan peran Pemerintah Daerah melalui implementasi model perencanaan dan pengangguran kesehatan reproduksi terintegrasi untuk mendukung program percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, Kamis (24/3).

"Pada tahun 2020 hingga 2024 Indonesia ditargetkan mampu untuk menurunkan AKI menjadi 131 per 100 ribu kelahiran, dari sebelumnya bisa mencapai 300 AKI di Indonesia," katanya.

Percepatan penurunan AKI, diperlukan strategi yang baik. Dalam hal ini telah banyak upaya yang dilakukan Pemerintah, hanya saja program kesehatan ibu dan Keluarga Berencana (KB) di daerah masih lemah. 

"Hal itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan di daerah masing-masing terkait masalah tersebut, dan masih ada presepsi program KB tidak memberi kontribusi yang besar," tutur Teguh.

Oleh karena itu, diperlukan peningkatan komitmen terhadap program KB untuk kesehatan Ibu dalam mengedukasi para ibu dan memberi perhatian secara khusus. "Padahal, dengan KB dapat menjaga kesehatan ibu, hal ini perlu kita fokus perhatikan sehingga dapat mencapat target kita bersama," terangnya.

Dia berharap, dalam penurunan jumlah AKI, perangkat desa dapat terlibat aktif dan berkomitmen untuk melakukan kerjasama dengan puskesmas setempat, dinas kesehatan, dan rumah sakit. "Harus dikoordinasi sehingga mencapai target yang baik untuk kesehatan masyarakat menjalankan program KB Pemerintah Indonesia," pungkasnya.