Curah hujan yang tinggi di awal tahun 2022 menyebabkan beberapa wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terdampak banjir. Tidak hanya mengganggu aktivitas masyarakat, lahan persawahan yang siap panen pun terancam mengalami gagal panen atau puso.
- Suku Anak Dalam Temukan Tabung Peninggalan Belanda, Gegara Takut Meledak Akhirnya Diserahkan ke Polisi
- Sepanjang Tahun 2022 Sudah 15 Kali Kebakaran Terjadi di Lubuklinggau
- DPRD Muara Enim Sahkan Raperda Pembentukan Desa Ujan Mas Ulu
Baca Juga
Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten OKI mencatat sedikitnya ada 2.773 hektare lahan persawahan yang terancam puso akibat terendam banjir beberapa hari terakhir. Jumlah itu tersebar di beberapa kecamatan.
Untuk membantu petani yang terdampak bencana banjir, DKPPTH akan mengupayakan bantuan benih dari Cadangan Benih Nasional (CBN).
Sekretaris DKPTPH Kabupaten OKI, Indesi Karyanto mengatakan, Cadangan Benih Nasional (CBN) memang diperuntukkan untuk kebutuhan mendesak seperti adanya bencana alam yang menyebabkan pertanian mengalami gagal panen atau puso. Prosedur untuk mendapatkan benih dari CBN sendiri cukup mendapat pengesahan dari petugas lapangan bahwa lahan tersebut memang mengalami bencana yang berakibat gagal panen.
Meski beberapa lahan persawahan terancam puso, namun Indesi memastikan cadangan beras di Kabupaten OKI tetap aman.
“Kita memiliki ketersediaan beras yang cukup aman dan masih bisa mengandalkan produksi tahun lalu sebanyak 485.824 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau senilai 200 ribu ton beras,” ujar Indesi, kamis (20/1).
Indesi pun mengingatkan petani untuk tidak terburu-buru melakukan penanaman. Karena berdasarkan prediksi BMKG, curah hujan masih akan tinggi pada pertengahan Februari sampai dengan April 2022.
“Lebih baik bersabar sebentar, menunda tanam, daripada sudah ditanam nanti terendam (banjir) lagi,” katanya.