Ini bukan hoax. Fakta. Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF) menyuruh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mundur dari jabatannya.
- Hingga Tengah Tahun 2023, Bawaslu Proses 471 Perkara Dugaan Pelanggaran Pemilu
- Nasdem Sumsel Segera Sosialisasikan Anies sebagai Capres
- Jelang Pemilu 2024, Pangdam II/SWJ Ingatkan Prajurit TNI Netral dan Tidak Terlibat Politik Praktis
Baca Juga
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal GNPF Edy Mulyadi, di mana ia menilai pertumbuhan ekonomi yang minus 5,32 persen pada Kuartal II tahun ini tidak bisa diklaim sepenuhnya sebagai akibat dari pandemik virus corona baru (Covid-19).
"BPS umumkan ekonomi kuartal II-2020 terjun -5,32 persen. Konsumsi rumah tangga anjlok ke 5 persen. Salahkan Covid-19?," tegas Edy Mulyadi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (8/8).
Ia menegaskan, sebelum virus asal Wuhan, China itu mewabah di sejumlah wilayah di dalam negeri, indikator-indikator ekonomi RI sudah mulai ambles dan rapuh.
"Sebelum Virus China (Covid-19) menyerang, ekonomi memang sudah salah urus. Impor ugaI-ugalan, utang berbunga supertinggi ribuan triliun, serbuan TKA China bagai tsunami, korupsi giIa-gilaan, SDA dikeruk habis-habisan, dan BUMN jadi bancakan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Edy Mulyadi mempertanyakan kinerja penanganan Covid-19 sembari meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk sadar diri atas janji-janji politiknya yang tidak terlaksana denan baik.
"Masih mau ngeles? Janjinya meroket. Faktanya hancur. Masih punya malu? Mundur!," demikian Edy Mulyadi mengakhiri.[ida]
- KPU Tetapkan 11 Panelis Debat Capres, Ada Mantan KSAL
- Dibungkus Kardus, Bayi Laki-laki Ditemukan di Parkiran Minimarket
- Real Count KPU:PSI Dapat 3,17 Persen Suara di Sumsel