Sebanyak 1.535 tenaga kerja asing (TKA) tercatat berada di Sumatera Selatan, dari jumlah itu keberadaan TKA banyak terdapat di Kota Palembang dan didominasi warga negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
- Disnaker Diminta Tingkatkan Skill Pencari Kerja di Tengah Serbuan Tenaga Kerja Asing
- TKA Banyak Kerja di Muara Enim, Pj Bupati: Bisa Tambah Pendapatan Daerah
- Bahas Raperda RPTKA, Ketua DPRD: TKA Perlu Dihadirkan Sesuai Fungsinya
Baca Juga
"Kita sudah panggil 10 perusahaan. Hari ini, kita akan memanggil 10 perusahaan lainnya. Karena yang kita dapatkan informasi dari Dinsnaker ada 20 perusahaan yang menggunakan TKA terkait raperda ini,” ujar Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Mgs H Syaiful Fadli.
Pendataan TKA tersebut terkait adanya pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang restribusi penggunaan tenaga kerja asing. Dengan adanya pemanggilan pihak perusahaan komisi IV dapat berinteraksi langsung kepada perusahaan pengguna TKA.
“Jadi dalam pemanggilan tersebut, kita juga akan menanyakan seputar penggunaan TKA. Apakah TKA yang dimaksud menggunakan visa bekerja atau visa kunjungan/wisata. Karena ad informasi yang kita terima ada TKA yang menggunakan visa TKA,” katanya.
Terkait dengan Raperda restribusi ini sendiri, menurut Syaiful, diharapkan kedepan PAD yang disumbang melalui TKA dapat menjadi pendapatan bagi provinsi Sumsel.
“Selama ini TKA membayar restribusi 100 dollar AS, setiap bulannya. Selama ini pula masuk kedalam kas negara melalui dinas tenaga kerja. Kedepan kita harapkan nantinya dapat masuk kedalam PAD Provinsi Sumsel," katanya.
Artinya menurut politisi PKS ini Provinsi Sumsel kedepan akan mendapatkan tambahan masukkan dari restribusi TKA. Bayangkan jika satu TKA dalam pertahunnya membayar 1.200 dollar US. "Dikalikan dengan ribuan TKA, berapa restribusi yang masuk kedalam kas Pemprov,” katanya.
Disisi lain, keberadaan TKA selain dapat mengimplementasikan skil dilapangan, diharapkan dapat pula mentransfer ilmu kepada warga atau pekerja lokal.
“Sehingga ilmu yang mereka serap dapat berguna untuk keberlangsungan perusahaan serta tambahan ilmu bagi pekerja lokal. Karena merekakan ada masanya, tidak boleh menetap. Mereka izin bekerja dan ada sarat termasuk salah satunya mentransfer ilmu mereka,” katanya.
Menyinggung jumlah 1.535 TKA didominasi TKA dari negara mana? Syaiful menjawab, umumnya didominasi TKA yang berasal dari negeri China.
“Jadi 90 persen TKA berasal dari tiongkok atau China. Mereka bekerja sebagai tenaga teknis lapangan listrik, operator serta tenaga IT. Mereka tidk boleh bekerja pada bidang personalia. Dan itu kita temukan, akan kita tanyakan langsung,” tandas dia.
- Pelaku Pembunuhan Kontraktor di Lubuklinggau Ditangkap di Purwokerto, Satu Orang Masih DPO
- Mitsubishi Electric Ubah Strategi di Tiongkok, Kurangi Impor dan Perkuat Produksi Lokal
- Teknologi AI China DeepSeek, Ancaman Baru bagi Raksasa Teknologi AS