Sepasang suami-istri dan putra mereka berhasil diselamatkan dari reruntuhan gempa Turki setelah terjebak selama lebih dari 12 hari.
- Satu Keluarga di Musi Rawas Keracunan Asap Genset, Dua Orang Tewas
- Fakta Baru Pembunuhan Satu Keluarga di Muba, Kuasa Hukum Minta Jasad Korban Diautopsi Ulang
- Rekonstruksi Pembunuhan Satu Keluarga di Muba, Empat Korban Tewas Dihantam Pakai Kayu
Baca Juga
Sebuah tim SAR dari Kyrgyzstan menyelamatkan Samir Muhammed Accar (49 tahun) bersama istrinya, Ragda (40 tahun), dan putra mereka yang berusia 12 tahun saat menggali puing-puing gedung apartemen di kota Antakya, Provinsi Hatay, Turki selatan.
Mereka dikeluarkan pada Sabtu (18/2) sekitar pukul 11.30 waktu setempat, atau 296 jam setelah gempa 7,8 magnitudo mengguncang Turki pada 6 Februari.
Segera setelahnya mereka dibawa oleh ambulans ke rumah sakit. Namun sayangnya putra mereka dinyatakan meninggal.
Dimuat Anadolu Agency, Samir Muhammed Accar mengaku ia bertahan hidup di bawah puing-puing dengan meminum air kencingnya sendiri.
Provinsi Hatay menjadi salah satu daerah yang paling parah dilanda gempa yang menewaskan sedikitnya 46 ribu orang di Turki dan Suriah.
Operasi pencarian dan penyelamatan berlanjut di Turki, meskipun kepala badan tanggap bencana negara itu mengatakan akan berakhir pada Minggu (19/2).
- Satu Keluarga di Musi Rawas Keracunan Asap Genset, Dua Orang Tewas
- Bengkulu Selatan Diguncang Gempa, Getaran Terasa Hingga ke Lubuklinggau
- Fakta Baru Pembunuhan Satu Keluarga di Muba, Kuasa Hukum Minta Jasad Korban Diautopsi Ulang