1.047 Orang di Spanyol Meninggal karena Gelombang Panas, Mayoritas Lansia

Gelombang panas di Eropa memicu kebakaran hutan dan lahan/Net
Gelombang panas di Eropa memicu kebakaran hutan dan lahan/Net

Sebanyak 1.047 orang di Spanyol meninggal dunia akibat gelombang panas yang berlangsung sejak 10 hingga 19 Juli. Suhu mencapai 40 derajat Celcius di banyak negara bagian.


Mayoritas korban meninggal merupakan lanjut usia. Data yang dikumpulkan oleh Monitorization of Daily Mortality (MoMo) pada Kamis (21//20227) 672 korban meninggal berusia lebih dari 85 tahun, 241 orang berusia 75-84 tahun, serta 88 orang lainnya berusia 65-74 tahun.

Juru Bicara Badan Meteorologi Spanyol (AEMET), Bea Hervella mengungkapkan, risiko kematian akibat panas menjadi lebih tinggi pada orang-orang yang mengidap penyakit pernapasan dan kardiovaskular.

Hervella percaya masalahnya terletak pada mekanisme pengaturan suhu tubuh, yang tidak sepenuhnya berkembang di kalangan orang muda tetapi sering bereaksi berlebihan di antara orang tua.

"Konsekuensi panas dan dehidrasi dapat memengaruhi Anda berjam-jam setelah terpapar panas," kata kepala layanan darurat di Rumah Sakit Torrejon Madrid, Paul Molina, dikutip dari Kantor Pemberitaan RMOL.id.

Institut Kesehatan Carlos III mencatat ini merupakan gelombang panas kedua yang menyerang Spanyol.

Gelombang panas pertama Spanyol musim panas ini dimulai pada 11 Juni dan berlangsung selama seminggu. Suhu panas mencapai 40 derajat Celcius dan 829 orang meninggal karena rentetan bencana yang disebabkan oleh gelombang panas.