BPS Sebut Nilai Ekspor Sumsel Turun 17,12 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menyebut, meski nilai ekspor Sumsel Agustus 2020 yang sebesar USD314,02 juta, atau naik 6,54 persen dibandingkan ekspor Juli 2020. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 (Januari – Agustus) ekspor Sumsel mengalami penurunan sebesar 17,12 persen. 


Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengungkapkan, ekspor Provinsi Sumsel Agustus 2020 terdiri dari ekspor migas sebesar USD13,80 juta dan USD300,23 juta merupakan hasil ekspor komoditi nonmigas. 

"Tiongkok, Malaysia dan Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama ekspor Sumsel pada periode Januari - Agustus 2020, masing-masing mencapai USD833,21 juta, USD217,38 juta dan USD187,40 juta, dengan peranan ketiganya mencapai 54,06 persen dari total ekspor periode Januari - Agustus 2020," kata Endang Tri Wahyuningsih, melalui siaran pers tertulis yang diterima wartawan, Selasa (15/9/2020).

Lebih lanjut Endang menerangkan, sementara itu nilai impor Sumsel pada Agustus 2020 sebesar USD72,41 juta atau naik sebesar 15,87 persen jika dibandingkan Juli 2020. Terdiri dari impor migas sebesar USD847,42 ribu dan non migas sebesar USD71,56 juta. 

"Negara asal impor terbesar periode Januari - Agustus 2020 yaitu Tiongkok dengan nilai impor sebesar USD274,57 juta, diikuti Malaysia dengan nilai impor USD31,70 juta dan Singapura dengan nilai impor mencapai USD13,70 juta," papar Endang.

Ditambahkan Endang, naiknya nilai ekspor Sumsel pada Agustus 2020 dibanding Juli 2020 sebesar 6,54 persen disebabkan oleh naiknya nilai ekspor non migas sebesar 10,10 persen, yaitu dari USD272,68 juta menjadi USD300,23 juta dan nilai ekspor migas yang turun sebesar 37,47 persen dari USD22,07 juta menjadi USD13,80 juta. 

Sementara untuk nilai impor Sumsel periode Januari - Agustus 2020 sebesar USD446,93 juta, naik sebesar 33,41 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (Januari – Agustus 2019), peningkatan terjadi pada impor non migas sebesar USD115,23 juta atau 36,18 persen.

"Sedangkan, impor migas mengalami penurunan sebesar USD3,30 juta atau 20,03 persen," pungkas Endang.