Demi Hubungan dengan UAE, Pemerintah Penjarakan Hajjaj

Pemerintahan macam apa itu? Demi citra di mata negara sahabat, Pemerintah Yordania rela memenjarakan warga negaranya sendiri. Itulah yang terjadi pada kartunis Emad Hajjad.


Menyikapi pemulihan hubungan Uni Emirat Arab (UAE) dan negara yahudi Israel, Hajjaj menyampaikan kritik. Ia membuat karikatur menggambarkan Pemimpin UAE memegang seekor burung merpati berbendera Israel. Si merpati meludahi wajah sang pemimpin dengan gambar ludah F-35. Karikatur itulah yang telah mengantarkan Hajjad ke sel tahanan sejak bulan lalu.

Sebagai seorang kartunis asal Yordania yang kerap mempublikasikan karya-karya satirnya, Hajjaj sudah jatuh bangun selama puluhan tahun. Bukan pertama kalinya bagi Hajjaj mendapatkan tekanan dari otoritas.

Pada 2000, ia kehilangan pekerjaannya setelah membuat kartun Raja Yordania Abdullah II. Ia juga sempat berurusan dengan hukum ketika membuat kartun Yesus Kristus pada 2017. Bahkan, ancaman pembunuhan dilayangkan padanya ketika kartun sindiran terhadap Al Qaeda dan ISIS dipublikasikan.

Meski begitu, ia tidak menyangka jika karyanya mengenai normalisasi hubungan Israel-UEA akan membawanya ke jeruji besi.

Pria 53 tahun tersebut ditangkap oleh polisi pada 26 Agustus, setelah kembali dari piknik bersama keluarganya. Tanpa mengetahui apapun, Hajjaj ditangkap dan dipenjara.

"Saya pikir saya memahami permainannya," ujar Hajjaj kepada TIME, mengaku ia tidak menyangka isu normalisasi tersebut begitu sensitif.

"Itu sangat mengejutkan, sangat membingungkan bagi keluarga saya. Itu adalah saat yang sulit untuk masuk penjara bersama para penjahat dan pengedar narkoba," sambungnya.

Namun tampaknya, Putra Mahkota UEA Mohammed bin Zayed tersinggung dengan karikatur tersebut meskipun tidak ada nama sang pemimpin di sana. Hajjaj akhirnya dituding dapat merusak hubungan Yordania dengan negara sahabat, hanya dengan sebuah karikaturnya.

"Otoritas Yordania akan lebih memilih menyalahgunakan hak-hak warganya sendiri daripada mengambil risiko menyinggung perasaan pemimpin Teluk," ujar Wakil Direktur Human Rights Watch Timur Tengah, Joe Stork.

Penangkapan Hajjaj dianggap sebagai memburuknya kebebasan pers di Yordania. Hingga akhirnya, para aktivis dan satiris membanjiri media sosial dengan berbagai dukungan untuk Hajjaj.

Seorang kartunis asal Jerman, Raine Hachfeld, mempublikasikan karikatur tangan Perdana Menteri Yordania Omar Razzar yang mencekik Hajjaj.

Kartunis lainnya, Ataq Shahid menggambar sebuah sepatu bot berbendera Yordania yang menginjak tangan Hajjaj.

Dengan gelombang protes tersebut, akhirnya otoritas membebaskan Hajjaj pada 30 Agustus secara mendadak dan bahkan mengejutkan pengacaranya. Meski begitu, Hajjaj masih dalam penyelidikan dan terancam hukuman tiga tahun penjara di bawah UU kejahatan dunia maya.

Yordania yang Selalu Mengedepankan Negara Teluk Yordania sudah lama menghormati negara-negara tetangganya di Teluk. Ilmuwan politik Teluk, Kristian Ulrichsen mengatakan, insiden yang menimpa Hajjaj bukan suatu yang aneh jika melihat kedekatan antara Yordania dan UEA.

"Yordania di jalan yang hati-hati dalam mengungkapkan pendapat karena pemahaman bahwa hubungan keamanan antara Yordania dan UEA adalah erat," kata Ulrichsen.

Seorang mantan editor surat kabar di Amman juga mengatakan, pemerintah akan secara rutin mencegah pemberitaan atau kritik negatif terhadap para pemimpin Teluk yang mungkin berdampak pada hubungan dengan Teluk.

Namun, ia tidak memiliki bukti bahwa UEA ikut campur dalam penangkapan Hajjaj.

“Tapi tebakan saya adalah mereka ikut campur. Yordania sangat rentan terhadap pekerjaan dan keuangan," ujarnya.[ida]