Gawat! Alumni MAN 1 OKU Tak Bisa Daftar KIP Kuliah

Alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ogan Komering Ulu (OKU) rungsing alias bingung bukan kepalang. Terkhusus bagi mereka yang tergolong tidak beruntung secara ekonomi, namun berniat melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi melalui Program Kartu Indonesia PIntar (KIP)Kuliah.


KIP merupakan bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi lulusan SMA /Sederajat yang memiliki potensi akademik baik, tetapi memiliki keterbatasan ekonomi.

Para lulusan MAN1 OKU ini tidak bisa ikut mendaftar kuliah melalui Program KIP di Universitas Baturaja (Unbara). Juga di berbagai universitas lain yang punya program beasiswa yang sama, lantaran Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) mereka tidak terdaftar.

Padahal, NISN itu salah satu syarat pengajuan untuk bisa ikut Program KIP atau kuliah "gratis" itu.

Kejadian ini dialami WN, alumni MAN 1 OKU tahun 2019. WN, yang tergolong warga tidak mampu berniat kuliah di Unbara dan mengajukan diri melalui program KIP Kuliah.

Tapi ketika mendaftar online pada portal kip-kuliah.kemendikbud.go.id, keterangan yang tertera disana menyatakan bahwa siswi tersebut tidak terdata sebagai alumni MAN 1 OKU.

"Karena NISN-nya tidak terdata di portal. Jadi panitia penerimaan beasiswa menyarankan anak kami ini untuk menanyakan ke MAN 1 OKU, kenapa NISN tersebut tidak terdata," ujar Mil, yang menjadi wali WN, Senin (10/8/2020).

Lalu, ketika WN mendatangi MAN OKU, pihak sekolah malah menyarankan WN ke Kemenag menemui Bidang Pendidikan untuk menanyakan perihal yang sama.

Disana, Kemenag hanya memberi link pengajuan NISN, yang mesti diisi oleh siswi atau wali murid itu sendiri.

"Dalam arti anak kami ini disuruh menginput data sendiri ke link tersebut. Seperti upload ijazah, NIK, NISN di sekolah, NPSN, nama ortu kandung, dll," ungkapnya.

Nah, setelah data itu diinput tanggal 3 Agustus 2020 sampai sekarang, kata Mil, belum ada persetujuan dari portal pengajuan itu.

"Nah sekarang kami ni bingung. Ke mana kami mengadu. Bahkan saya sampai nelpon ke Kanwil Kemenag Bidang Pendidikan Madrasah, PIP KIP Kuliah dan Bidang NISN. Jawaban mereka silahkan ditunggu saja," bebernya.

Yang jadi pertanyaannya, bahwa sebetulnya tugas input data siswa ini harus dilakukan oleh siapa? Apakah pihak sekolah?, apakah pihak Kemenag?, atau orangtua sendiri?.

"Dan ini, tidak hanya dialami oleh satu orang saja. Tapi ada beberapa alumni MAN yang mengalami hal serupa," imbuhnya.

RMOLSumsel.id tadi mendatangi MAN 1 OKU. Beberapa guru, termasuk Wakil Kepala Sekolah, Tata Usaha hingga Romli, mantan operator data base sekolah, menerima kedatangan wartawan.

Romli mengatakan, bahwa siswa-siswi MAN1 yang tamat 1 - 2 tahun lalu, itu tidak terdata lagi di VERVALPD (verifikasi validasi pangkalan data).

Datanya, menurut Romli, harus diaktifkan kembali di akun Kemenag Kabupaten/ kota. "Yang ada di VERVALPD itu adalah siswa-siswi yang masih aktif sekarang," katanya.

Lalu tugas siapa sih sebenarnya yang mesti input data ini? Kata Romli, kalau sudah alumni, itu sudah tugas luar sekolah.

"Itu jadi tugas alumni, makanya diperbaiki di Kemenag Kabupaten/ Kota. Yang sudah tidak aktif, bisa diambil lagi direferensinya," ujar Romli, yang mengaku sempat menjadi operator database sekolah setahun lalu.

Wakil Rektor 1 Unbara Yunizir Djakfar mengakui bahwa alumni MAN 1 OKU yang ingin ikut program KIP Kuliah punya masalah NISN.

"Sebab ini bukan hanya satu atau dua orang. Kalo tidak salah ada sekitar 5 orang alumni MAN OKU yang menghadapi persoalan serupa," beber Kak Ujang, sapaan akrab Yunizir Djakfar.

Unbara, kata Ujang, dalam hal ini tidak turut campur. Jadi, kalau mereka sudah tidak ada kendala, mereka hanya datang ke Unbara memberikan data untuk diverifikasi.

"Ya itu tadi, memang ada sekitar 5 orang alumni MAN 1 OKU yang melapor ke kami, kenapa mereka tidak bisa masuk KIP Kuliah, karena mereka terkendala NISN. Intinya kami jawab bahwa NISN bukan urusan kami. Silahkan ke sekolah masing-masing. Karena setahu kami NISN itu sekolah yang input," jelas Ujang.

Ujang memberikan masukan ke sekolah khususnya MAN, bahwa persoalan ini harus jadi bahan evaluasi. Karena program KIP Kuliah ini setiap tahunnya akan ada terus.

"Dengan data jelas, anak-anak akan mudah mengikuti program KIP Kuliah ini. Mohon kerjasamanya untuk dicek kembali, agar tidak jadi kendala. Karena kasihan mereka harus pulang pergi untuk menyelesaikan masalah ini," tandasnya.[ida]