Mulianya Cita-cita Polisi Pemilik Pondok Pesantren Ini

Siang itu para santri bergamis hitam berbanjar menyambut kedatangan Kabid Humas Polda Aceh, AKBP Ery Apriyono, di Pondok Pesantren Ruhul Azzam, Kampung Bustanul Salam, Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues, Aceh.


Di samping Ery, berjalan pria berseragam polisi mengenakan peci putih. Pria itu adalah Bripka Julianto Pane.

Bagi sebagian warga Gayo Lues, Julianto lebih akrab dengan sebutan Ustaz Pane. Dia adalah pemimpin Pondok Pesantren Ruhul Azzam. Kedatangan Ery membawa pesan dari Kepala Kepolisian Daerah Aceh Irjen Wahyu Widada. Wahyu angkat topi terhadap kiprah Ustaz Pane.

“Bripka Julianto Pane membina generasi muda dalam rangka melahirkan generasi bangsa yang cerdas dan berakhlak,” kata Ery menyampaikan pesan Kapolda Wahyu, Sabtu (8/8/2020).

Pesantren itu didirikan Uztaz Pane pada 2009. Awalnya, pesantren ini hanya tempat pengajian bagi rekan-rekannya di kalangan kepolisian. Anggota polri yang mengaji di Pesantren Ruhul Azzam menyesuaikan waktu dengan pekerjaan mereka di kantor.

Selain mengurusi santri, Ustaz Pane bertugas sebagai Kanit Bintikmas di satuan Bimmas Polres Gayo Lues. Keberadaan pengajian itu mendapat perhatian masyarakat. Satu per satu, masyarakat di sekitar pesantren bergabung dengan anggota kepolisian untuk mempelajari agama Islam.

Perkembangan pesantren ini selaras dengan keinginan Ustaz Pane untuk mendekatkan masyarakat dengan kepolisian begitu juga sebaliknya.

“Saya berkeinginan membantu tugas pokok kepolisian dalam mengatasi kejahatan dan kenakalan, serta pemakaian narkoba di kalangan remaja,” kata Ustaz Pane, dilansir Kantor Berita RMOLAceh.

Pesantren Ruhul Azzam pun makin berkembang. Saat ini, pesantren tersebut memiliki 580 orang santri laki-laki dan perempuan. Mereka diasuh oleh 45 orang tenaga pengajar yang biasa disebut ustaz dan ustazah. Santri di pesantren itu berasal dari Gayo Lues, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tenggara, dan Bener Meriah.

Ustaz Pane sendiri mengurusi pesantren selepas jam kerja sebagai polisi. Setiap hari, sebelum bertugas, usai shalat subuh, Ustaz Pane membimbing langsung para santri. Tugas ini berlanjut sepulang Ustaz Pane dari kantor.

Tak hanya memimpin pesantren, Ustaz Pane juga dikenal sebagai Pemimpin Rumah Suluk dengan ratusan jamaah yang tersebar di beberapa wilayah Aceh dan sekitarnya. Dia juga dikenal mahir berceramah. Hal ini juga yang membuat pesantrennya dikenal banyak kalangan di banyak daerah.

Saat ini, Ruhul Azzam juga menampung anak-anak untuk sekolah formal, mulai dari madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, dan madrasah aliyah.

Ustaz Pane mengaku bahagia bisa membantu anak-anak di pesantren itu memiliki tempat belajar. Ustaz Pane pun memastikan para santrinya itu tidak terpengaruh dampak buruk teknologi dan narkoba.

“Untuk itulah saya berpikir untuk mendirikan pesantren ini. Untuk menjadi tempat bagi anak-anak menuntut ilmu dan belajar agar kelak mereka menjadi orang yang bermanfaat,” ujar Ustaz Pane.

Ustaz Pane berharap agar para santri, setelah selesai menuntut ilmu di Ruhul Azzam, kembali ke kampung halaman dan menyebarkan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan.

Ustaz Pane juga berharap santri-santrinya bisa memotivasi, mempengaruhi kawan-kawan mereka dengan akhlak mulia dan mengajarkan Al Quran.[ida]