Struktur Ekonomi Sumsel Didominasi Industri Pengolahan

Dampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) membuat sebagian besar aktivitas ekonomi terhenti, untuk mengurangi penyebaran virus. Hal tersebut berdampak pada ekonomi Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel).


"Ekonomi Provinsi Sumsel pada Triwulan II-2020 mengalami kontraksi sebesar 1,37 persen year on year (y-on-y)," kata Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsi, Jumat (7/8/2020).

Ia menerangkan, perekonomian Provinsi Sumsel berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan II-2020 mencapai Rp 113,54 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp77,61 triliun.

"Ekonomi Sumatra Selatan Triwulan II-2020 dibanding Triwulan II-2019 (y-on-y) mengalami kontraksi sebesar 1,37%," terangnya.

Menurut Endang, struktur ekonomi Sumsel pada Triwulan II-2020, didominasi oleh Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 20,20%, diikuti Lapangan Usaha pertambangan dan penggalian sebesar 19,00% serta lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 15,47%.

Sementara dari sisi pengeluaran, aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) yang mencakup lebih dari separuh PDRB Provinsi Sumsel.

"Untuk Komponen lainnya yang memiliki peranan besar terhadap PDRB secara berturut-turut adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB); Ekspor Luar Negeri; dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P); sedangkan peranan Komponen PK-LNPRT dan Perubahan Inventori relatif kecil," sampainya

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sumatra Selatan triwulan II-2020, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian memberikan kontribusi pertumbuhan dengan kontraksi tertinggi sebesar 0,85 persen; sementara Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi menyumbang pertumbuhan positif sebesar 0,42%. [ida]