Manajemen Universitas Airlangga (unair) Surabaya mendampingi korban kasus pelecehan seksual fetish kain jarik berkedok riset yang diduga dilakukan oleh Gilang Bungkus.
- Kesal Ditagih Hutang dan Ditantang Duel, Sopir Angkot di Palembang Bacok Rekannya
- Kapolda Sumsel Pastikan Penerimaan Terpadu Polri TA 2023 Taruna Akpol Bintara dan Tamtama Polri Gratis.
- Asyik Nongkrong di Bawah Jembatan Ampera, 2 Pemuda Kedapatan Bawa Sajam
Baca Juga
Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair Suko Widodo di Surabaya, mengatakan bahwa pihaknya akan mendampingi korban primer, yakni korban yang telah bertemu dan telah dibungkus kain untuk pelaporan ke polisi.
"Kalau masalah etik, kami sudah selesaikan. Akan tetapi, kalau masalah kriminalnya, menjadi wewenang kepolisian. Dari help center, kami mendampingi korban primer yang akan melapor ke polisi pastinya," ujarnya, Rabu (5/8).
Untuk korban sekunder, yakni korban yang hanya melakukan percakapan via media sosial dengan korban, Unair juga akan memberi pendampingan psikologis.
"Korban sekunder itu yang sempat dihubungi dan melakukan percakapan dengan pelaku melalui media sosial. Unair terus memberikan pendampingan kepada para korban yang mengalami trauma," ucapnya.
Unair juga telah mengambil keputusan dengan mengeluarkan atau melakukan drop out (DO) terhadap mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya tersebut.
Keputusan mengeluarkan mahasiswa berinisial G diambil setelah Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih menghubungi orang tua yang bersangkutan di Kalimantan melalui daring.
"Merujuk pada asas komisi etik, keputusan baru bisa diambil saat bisa mendengar pengakuan dari yang bersangkutan dan/atau wali. Karena orang tua sudah bisa dihubungi, Pak Rektor memutuskan yang bersangkutan di-DO atau dikeluarkan," tuturnya.
- Dodi Reza Dituntut 10 Tahun 7 Bulan Penjara dan Dicabut Hak Politik
- Tak Mampu Gapai Cita-Cita, Pria Asal Jambi Ini Nekat Jadi Polisi Gadungan Berpangkat Ipda
- Curi Tabung Gas, Petani di Muara Enim Masuk Bui