Keren ! Doktor Usia Muda, Selvia Punya Ambisi Besar

Dengan ambisi besar ingin jadi kebangga keluarga terutama orangtua, gadis yang genap 31 tahun pada 1 Agustus ini berhasil capai gelar Doktor muda.


Dia Dr Selvia Assoburu S.Sos I M. Hum. Tak tanggung tanggung, putri bungsu dari empat saudara ini harus menghadapi tantangan besar sebelum predikat Doktor muda berhasil dalam genggaman. Saat mulai menggarap disertasi, banyak data tambahan yang harus didapat dari luar kota.

“Untuk Dapat data yang cepat kami tidur dalam mobil di pom bensin, karena memang harus memanfaatkan waktu mengingat mamak (Ibu, Red) juga sedang sakit,” ungkapnya.

Tantangan semakin berat saat pertengahan 2019, ibuya harus menjalani operasi pengangkatan kanker payudara stadium tiga, kemoterapi dan pengobatan pemulihan. Namun, pesan sang ibu menjadi pecut keras untuknya agar segera menyelesaikan S3 lebih awal dari target.

“Saat drop, mamak pesan mintak menyelesaikan studi secepatnya. Saat itu saya kembali bangkit dan harus tuntas demi mamak,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Terkadang bimbingan disertasi harus bersamaan dengan jadwal kontrol sang ibu, disela mengantri di rumah sakit dirinya harus mencuri waktu untuk menemui promotor pembimbing. “Berusaha untuk bisa menepati janji agar bisa konsul dengan promotor,”ulasnya.  

Dirinya berambisi memiliki waktu dan kesempatan untuk menjadi insan terbaik, akademik dan religius. Sehingga putri pasangan Minarno SE dan Sinariyahaini SE ini memilih progran studi Peradaban Islam dengan harapan untuk memperdalam ilmu sejarah salah satunya agama terbesar di dunia juga untuk keimanan, melihat dari sisi sejarah Islam.

“Manariknya dalam Peradaban Islam menjadi kontinuitas dimensi dalam membentuk peradaban masa depan.” Tegasnya.

Tantangan masih belum usai, gadis yang akrab disapa Selvia ini harus menjalani ujian disertasi secara virtual akibat pandemi Covid-19. Ujian dilakukan menggunakan aplikasi zoom, namun dengan ujian zoom dirinya mengaku sedikit mengurangi rasa cemas dan tegang saat berhadapan dengan beberapa penguji.

Doktor muda ini pernah menjalani pendidikan di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Jawa Timur, S1 IAIN Raden Fatah Palembang, S2 IAIN Raden Fatah Palembang.

Jam terbang pendidikannya juga tidak diragukan, dia menjadi pengajar Bahasa Arab di SMAN 6 Unggulan Palembang, guru Bahasa Arab SMA Pramula Palembang, Musyrifah di Ma’had Al-Jamiah UIN Raden Fatah Palembang, penyuluh Agama Islam di Kemenag Palembang, Daiyah Kota Palembang hingga  dosen UIN Raden Fatah dan Universitas Muhammadiyah.

“Selanjutnya saya akan tetap berkarya mengabdikan diri untuk mencerdaskan anak bangsa,”pungkasnya.