Jika Tidak, Perayaan Idul Adha Bisa Jadi Musibah

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla atau JK berharap perayaan Idul Adha tetap dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan untuk mencegah penularan covid-19.


Tanpa melaksanakan hal tersebut, dia khawatir perayaan Idul Adha bakal berubah menjadi musibah. "Hari raya Idul Adha ini bertepatan pada saat semua dalam suasana waspada, suasana COVID-19, yang bisa menyebabkan musibah besar apabila kita tidak disiplin," kata JK dalam keterangan resmi yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia, Kamis (30/7).

JK menerangkan, beberapa cara menjalankan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun. Hal-hal itu tidak bisa diabaikan meski umat dalam posisi perayaan.

"Oleh karena itu hari raya besok tentu harus diryakan dengan penuh disiplin dan tentu disiplin selalu ada pengorbanan," beber dia.

"Itu semua adalah kemutlakan apabila kita ingin tentu selamat tetap beribadah dengan baik, tetap bertemu dengan teman-teman dan seluruh keluarga semuanya," tutur JK.

Sementara itu, Menteri Agama Fachrul Razi menyebut daerah zona hijau penyebaran COVID-19 bisa melaksanakan Salat Iduladha di masjid atau lapangan.

"Salat Iduladha 1441 Hijriah sudah dapat dilakukan di lapangan atau masjid, kecuali di tempat atau daerah tertentu yang tidak dibolehkan pemerintah daerah atau Gugus Tugas COVID-19 setempat, karena alasan tidak aman COVID-19," kata Fachrul dalam keterangan resmi yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia, Kamis ini.

Fachrul mengingatkan, penerapan protokol kesehatan ialah hal wajib dilakukan umat ketika daerahnya bisa menggelar Salat Iduladha di masjid.

Umat wajib memakai masker, menjaga jarak, dan meminimalisir bersentuhan ketika beribadah.

"Yakinkan bahwa lingkungan tempat salat aman COVID-19, batasi pintu atau jalan masuk utk memudahkan pengecekan suhu tubuh jemaah, bawa peralatan salat masing-masing," tutur Fachrul.