Inilah Pesan Kapitra untuk FPI Sehubungan Pembakaran Foto HRS

Kejanggalan pembakaran foto Habib Rizieq di unjukrasa mengenang peristiwa Kudatuli dirasakan oleh politisi PDI Perjuangan Kapitra Ampera. Sebab menurutnya, massa demo Gerakan Jaga Indonesia (GJI) yang videonya viral sejak 27 Juli 2020, tak ada kaitan dengan PDIP.


Dengan lantang, Kapitra meminta kejadian itu tidak dikait-kaitkan dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Bagi Kapitra, pembakaran foto ulama besar itu merupakan tindakan tidak bermartabat. Apalagi ada narasi dari peserta aksi yang menyebut Habib Rizieq sebagai pengkhianat.

"Enggak ada Habib Rizieq mengkhianati apa pun. Kalau dia di Mekkah, dia sudah minta pulang tapi tanya tuh kenapa dia tidak bisa pulang? Itu yang harus dijawab pemerintah sebenarnya. Pemerintah harus hadir di mana pun warga negaranya," ucap Kapitra saat berbincang dengan jpnn.com, Kamis (30/7/2020).

Dia memandang, seperti dilansir JPNN.com, bahwa tindakan pembakaran foto Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut sangat tendensius dan menistakan harkat dan martabat Habib Rizieq Shihab sebagai ulama.

"Itu bisa mengganggu stabilitas, bisa jadi trigger instabilitas politik. Kedua, saya juga mengimbau kawan-kawan dari FPI, enggak ada hubungan dengan Jokowi ini. Tidak ada hubungan juga dengan PDIP," tegas Kapitra.

Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, ini menyebutkan bahwa aksi GJI dengan salah satu tokohnya Boedi Djarot, tidak ada kaitan apa pun dengan partai berlambang banteng moncong putih dan presiden.

"Apakah dia pendukung atau apa tidak ada urusan. Tidak semua kegiatan orang-orang itu Pak Jokowi tahu. Jadi jangan dikait-kaitkan lah. Jangan dihubungkan ke sana," pinta Kapitra.

Selain itu, mantan pengacara Habib Rizieq ini juga menyarankan pihak-pihak yang dirugikan atas pembakaran foto itu agar menempuh jalur hukum dengan melaporkannya ke polisi.

"Jadi laporkan ke polisi, saya minta polisi menindaknya dengan tegas. Harus adil soal ini. Ini tidak ada urusan dengan PDIP. Malah ini terkesan membenturkan PDIP dengan FPI. Ini harus diusut tuntas apa motifnya, apakah ingin cari panggung atau membenturkan? Harus segera dilaporkan," tandas Kapitra.[ida]