Jangan Khawatir, Siswa yang Tidak Ada HP Android Boleh ke Sekolah Seminggu Sekali

Sesuai dengan petunjuk teknis (Juknis) siswa masuk tahun ajaran baru 2020/2021 pada tanggal 13 Juli 2020 nanti.


Maka dari itu setiap sekolah mulai mempersiapkan segala sesuatu, mulai dari sarana dan prasarana serta mempersiapkan guru dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara Dalam Jaringan (Daring).

Dalam hal ini guru juga dituntut agar bisa melakukan KBM secara online, karena tahun ajaran baru 2020/2021 Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diperpanjang hingga akhir September 2020 mendatang.

Pengawas SD Kecamatan Kertapati, Niswati mengatakan, tahun ini guru dituntut untuk bisa mengajar secara online. Meskipun, banyak guru SD yang gagap internet (gaptek).

"Guru yang gaptek itu paling tidak bisa menghidupkan dan mematikan laptop saja cukup ya, dia (guru) hanya menyiapkan materi saja dan selanjutnya dibantu sama guru yang bisa menggunakan internet," katanya, Minggu (12/7).

Dikatakannya, kalau guru tidak bisa internet maka ia menilai akan sulit. Namun, ia juga maklumi karena guru SD banyak yang sudah tua. 

"Guru itu ada dua macam, ada yang bisa daring dan ada yang tidak bisa. Termasuk juga kepala sekolah ada yang gaptek, tergantung dari kemauan guru masing-masing untuk belajar," terangnya.

Ia mengingatkan, setiap sekolah harus mulai mempersipakan dari sarana dan gurunya juga. Karena KBM ada yang daring dan juga luar jaringan (Luring). Jadi guru harus mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) daring.

"Kalau siswanya tidak punya HP atau orangtua nya tidak ada HP, maka guru menyiapkan tugas dan orangtua yang mengambil ke sekolah. Bisa seminggu sekali mengambil tugasnya, jadi semua siswa itu tidak ada yang tidak punya tugas. Jadi antara orang tua dan guru harus saling komunikasi, dan guru harus punya nomor WhatsApp atau nonor Hp wali murid," jelas Dia.

Senada dengan hal tersebut, Kepala SD Negeri 204 Palembang, Nuraini menuturkan, pihaknya telah mempersiapkan sarana dan prasarana, serta persiapan guru yang bisa internet agar membantu guru yang tidak bisa menggunakan internet.

"Kami mulai bergerak jadi disiapkan dulu, untuk guru yang sudah ada laptop, dia harus membawanya, yang tidak bisa internet nanti diajari sama guru yang bisa," kata Nuraini.

Melihat sekolahnya berada di kawasan ekonomi menengah kebawah, pihaknya tidak memberatkan siswa. Bagi orangtua yang tidak punya Hp Android silahkan datang ke sekolah untuk mengambil tugas anaknya.

"Kalau di kawasan ini kita melihat penghasilan orangtuanya ya, bagi yang tidak punya Hp nanti akan kita panggil untuk mengambil tugas anaknya. Gurunya nanti yang aktif, antara guru dan orangtua harus komunikasi," ujar Dia.

Sementara itu, di SMP Negeri 12 Palembang, Kepala sekolahnya, yakni Mgs Ahmad Fauzi mengatakan, tentang surat edaran dari Dinas Pendidikan (Disdik) kota Palembang pihaknya berencana hari Senin (13/7) besok, akan melaksanakan sosialisasi kepada guru dan staff di SMP tersebut.

"Karena di dalam surat edaran itu jam 7.00 WIB tiba di sekolah dan jam 08.00 mulai KBM nya sampai jam 11.00 WIB. Kemudian sesuai dengan surat edaran, kita juga menggunakan rumah belajar," tuturnya.

Lanjutnya, ada pertemuan khusus antara guru pada hari Senin nanti untuk mengarahkan belajar dari rumah secara daring. Namun bagi siswa yang tidak mempunyai Hp Android diminta untuk bergabung dengan teman yang punya Hp.

"Kita juga siapkan kegiatan di sekolah orangtuanya datang untuk mengambil buku pelajaran, anak-anaknya tidak kita suruh datang. Misalnya, kita beri 10 buku mata pelajaran,  jadi anak-anak tidak ada yang tidak dapat buku. Baik buku cetak maupun buku elektronik. Jadi yang punya Hp bisa mendownload buku saku elektronik, ataupun mendownload rumah belajar dari Kemendikbud," terang Dia.

Tidak ada masalah terkait belajar online, siswa hanya belum terbiasa saja, termasuk gurunya juga, maka dari itu pihaknya akan mengadakan pelatihan bersama-sama dengan yang ahli mengenai pembelajaran khusus daring ini.

"Saya yakin ini kan kota Palembang, selama ini untuk membawa gadget tidak ada masalah. Paling 5 persen saja yang tidak punya Hp Android. Jadi yang 5 persen bisa bergabung dengan anak-anak lain yang mampu," tutup Fauzi.