Yang Berharap Presiden Reshuffle Kabinet, Siap-siap Gigit Jari

Bagi yang berharap Presiden segera mereshuffle Kabinet Indonesia Maju, siap-siaplah kecewa. Karena reshuffle takkan terjadi dalam waktu-waktu ini. Dikatakan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, ancaman reshuffle yang diutarakan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu sudah tidak relevan apabila direalisasikan.


Sebab setelah ancaman itu, seluruh menteri dan kepala lembaga pemerintahan telah menunjukkan kinerja yang maksimal dalam penanganan Covid-19.

"Dalam waktu yang relatif singkat, kami melihat progres yang luar biasa di kementerian atau lembaga antara lain bisa dilihat dari serapan anggaran yang meningkat, program-program yang sudah mulai berjalan. Artinya teguran keras tersebut punya arti yang signifikan," kata Pratikno di Kemensesneg, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat seperto diberitakan JPNN.com, Senin (6/7/2020).

Dia menegaskan kembali, menteri dan kepala lembaga negara sudah menunjukkan progres kerja yang signifikan.

"Jadi kalau progresnya bagus, ngapain direshuffle. Intinya begitu," jelas Pratikno. Oleh karena itu, Pratikno meminta semua pihak tidak lagi ribut soal isu reshuffle.

Pratikno menyatakan lebih baik energi anak bangsa difokuskan dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan dan ekonomi yang menjadi dampak luar biasa dari pandemi Covid-19.

Pratikno menilai latar belakang Presiden Joko Widodo mengutarakan kemarahannya, karena sejak awal Februari 2020 sudah menekankan upaya mitigasi dampak kesehatan dan ekonomi.

Selain itu, kata Pratikno, presiden juga menginginkan pandemi Covid-19 jadi momentum untuk mereformasi seluruh aspek.

"Itulah mengapa beliau menyampaikan teguran yang keras kepada kami (kabinet) semuanya, kepada kami agar mempercepat kinerjanya," ujarnya.

"Terutama sekali antara lain adalah permasalahan ekonomi di masyarakat harus segera diselesaikan, bantuan sosial harus segera sampai kepada masyarakat di seluruh pelosok, program pemerintah yang membantu belanja masyarakat, meningkatkan daya beli harus segera dipercepat," tandas Pratikno.[ida]