Tak Anggarkan Rapid Test Massal, Ini Alasan Gubernur Sumsel

Gubernur H Herman Deru (HD) mengakui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel memang sengaja tidak menganggarkan dana yang cukup besar untuk melakukan rapid test Covid-19 secara massal.


Alasannya menurut HD, bahwa sepengetahuan dirinya rapid test memang bukanlah alat yang bisa menentukan seseorang itu positif terinfeksi Covid-19 atau tidak. Hasil rapid test yang menunjukkan seseorang itu reaktif, menurut mantan Bupati OKU Timur, dua periode itu, belum dapat memastikan apakah seseorang itu positif Covid-19 atau tidak.

"Sepengetahuan saya (rapid test) itu hanya untuk mengukur tingkat imunitas seseorang, hanya untuk screening awal. Makanya kita tidak menggunakan metoda (rapid test) itu untuk menentukan kasus tersebut terkonfirmasi, kita tetap menggunakan tes PCR untuk menentukan kasus itu positif Covid-19. Jadi sejak awal rapid test memang bukan untuk menentukan Covid-19," kata Herman Deru, ditemui usai melaksanakan salat jumat di Aula Bina Praja Setda Pemprov Sumsel, Jumat (26/6/2020).

Terkait penilaian sejumlah pihak yang menyebut pelaksanaan rapid test massal hanya menghamburkan anggaran, menurut Deru, pihak memang sejak awal tidak menganggarkan itu secara besar-besaran. Namun, hanya menantikan bantuan pelaksanaan rapid test massal dari pihak lain.

"Alhamdulillah, karena Provinsi Sumsel memang tidak melakukan (rapid test) itu secara besar-besaran, kita menantikan saja bantuan pihak lain," paparnya pula.

Meski demikian diakui Herman Deru, pelaksanaan rapid test tetap ada dilakukan Pemprov Sumsel, untuk kepentingan orang-orang yang melakukan perjalanan atau sejenisnya, sekadar untuk memastikan tingkat imunitas orang tersebut.

"Sumsel memang tidak menganggarkan besar-besaran untuk beli alat rapid tes, Sumsel memang lebih banyak dibantu," pungkasnya.[ida]