Gara-gara Isu Kebangkitan PKI, Kader Partai Gerindra Saling Berseberangan

Kader Partai Gerindra kesal gara-gara pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. Ia menyebut isu kebangkitan PKI dimainkan oleh kelompok Kadrun (Kadal Gurun) untuk "menyerang" presiden Joko Widodo (Jokowi).


Pernyataan Arief dinilai tidak berdasar. Karena tidak ada kaitannya antara orang-orang yang mewaspadai komunisme di Indonesia dengan upaya mendelegitimasi Presiden bahkan partai tertentu.

Kadrun sendiri merupakan kependekan dari “kadal gurun”, istilah yang umum digunakan di tengah masyarakat merujuk pada salah satu kelompok. Biasanya, kadrun dihadap-hadapkan dengan istilah lain, seperti cebong atau bani serbet yang juga ditujukan pada salah satu kelompok.

"Udah lah, kita ini kan ke depan, karena Pancasila sudah final kita implementasikan. Jangan tuduh-tuduh orang yang waspada terhadap komunisme justru dituduh ingin mendelegitimasi pemerintah, itu kan nggak pas gitu loh," kata Jurubicara Partai Gerindra, Habiburokhman kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Jumat (19/6/2020).

"Apa kaitannya orang ngomongin waspada bahaya komunis dengan mendelegitimasi pemerintah? Enggak ada hubungannya," imbuhnya.

Menurut Habiburrokhman, narasi yang dibangun Arief Poyuono terlalu tendensius. Pasalnya, sikap masyarakat yang mewaspadai ideologi komunisme justru dianggap sebagai sebuah serangan ke pemerintah.

"Saya pikir enggak boleh tendensius terhadap siapapun,” tegasnya.

Anggota Komisi II DPR ini lantas menyebut bahwa Arief Poyuono adalah kadernya. Untuk itu dia minta agar apa yang terucap sesuai dan senada dengan narasi partai.

“Arief Poyuono itu kan kader saya tuh, sebagai kader itu harusnya sama dengan partai, kita membangun narasi persatuan. Jangan ada elemen bangsa yang seolah-olah kita apriori gitu kan," tuturnya.

"Idelogi apapun enggak akan pernah mati ya, enggak ada istilah ideologi mati gitu loh, pasti semua ideologi nalurinya ingin bangkit kembali. Dan kita sebagai bangsa Indonesia yang sudah final menerima Pancasila harus waspada terhadap ideologi apapun yang bertentangan dengan Pancasila," sambungnya.

Habiburokhman juga menegaskan bahwa apa yang disampaikan Arief Poyuono itu bukan pernyataan resmi Partai Gerindra. Hal itu menjadi tanggung jawab pernyataan personal Arief Poyuono itu sendiri.

"Kan sudah berkali-kali saya luruskan, bahwa itu memang pernyataan pribadi beliau,” tutupnya.[ida]