Terinspirasi Floyd, Warga Israel Tolak Aneksasi Tanah Palestina

Kematian George Floyd menydarkan dunia betapa buruknya diskriminasi dan rasisme. Karena itu protes anti-rasisme di Amerika Serikat (AS) telah menjalar ke beberapa negara lainnya. Isu-isu terkait rasisme dan diskriminasi diangkat oleh warga sembari turun ke jalan.


Di Israel, ribuan warga berdemonstrasi bukan hanya untuk menuntut keadilan atas kematian pria AS berkulit hitam, George Floyd. Namun untuk menentang rencana aneksasi Tepi Barat oleh Perdana Menteri benjamin Netanyahu.

Dengan masker dan aturan jaga jarak, yang terkadang tidak dipatuhi, demonstran berkumpul. Beberapa mengibarkan bendera Palestina dan Israel. Dari banyaknya demonstran juga terlihat spanduk bertuliskan "Palestinian Lives Matter".

Slogan tersebut berasal dari "Black Lives Matter" yang digunakan dalam protes anti-rasisme di AS saat ini. Demonstrasi di Israel juga telah mendapat perhatian mantan kantidat Presiden AS dari Partai Demokrat Senator Bernie Sanders.

"Tidak pernah lebih penting untuk membela keadilan, dan untuk memperjuangkan masa depan yang kita semua pantas dapatkan," kata Sanders dalam sebuah video seperti dikutip Reuters.

"Terserah kita semua untuk berdiri di hadapan para pemimpin otoriter dan membangun masa depan yang damai bagi setiap warga Palestina dan setiap warga Israel," tambahnya.

Berdasarkan hasil jajak pendapat, sekitar setengah penduduk Israel memang menentang rencana Netanyahu untuk menganeksasi Tepi Barat yang diduduki oleh Palestina sesuai dengan kesepakatan 1967.

Sebelumnya, Netanyahu sudah menetapkan 1 Juli sebagai tanggal untuk memulai rencananya. Rencana aneksasi Tepi Barat sendiri sebagai bagian dari rencana perdamaian Timur Tengah yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump awal tahun.[ida]