APTISI Merasa Tak Dilibatkan dalam Imbauan Keringanan Biaya Kuliah

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Wilayah 2 Sumsel Babel menyayangkan, pihaknya tidak dilibatkan dalam imbauan Gubernur H Herman Deru untuk memberi keringanan biaya kuliah di masa pandemi Covid-19.


Hal itu diutarakan Ketua APTISI wilayah 2 Sumsel Babel Muhammad Helmi ketika diwawancarai awak media usai mengikuti audiensi antara APTISI dengan DPRD Sumsel, di Ruang Banggar, Jumat (5/6/2020).

Namun demikian, Helmi mengatakan mengenai imbauan keringanan biaya kuliah tersebut, pihaknya mengapresiasi kebijakan Gubernur Sumsel yang dinilai peduli pada dunia pendidikan.

"Kami mengapresiasi imbauan itu, artinya ada kepedulian pada mahasiswa di perguruan tinggi, khusunya kami di perguruan tinggi swasta," katanya.

Pihak kampus sendiri selama ini, kata Helmi, telah memberikan keringanan pada mahasiswa misalnya dengan memberikan tarif kuliah murah, dan biaya kuliah bisa diangsur setiap bulan.

" Namun terkait dengan Covid-19 ini PTS tidak cukup menanggulangi mahasiswa yang terdampak Covid-19. Karena selama ini hidup PTS ini pas-pasan kecuali yayasan yang agak kuat penghasilannya dari luar, tapi pada masa Covid-19 ini yayasan tersebut mengalami hal yang sama," ujar Helmi.

Bahkan kata Helmi sumber keuangan PTS terkendala. Dan tak menutup kemungkinan kesulitan dalam memenuhi biaya operasional akan dialami PTS pada Juni - Juli ini.

Karena itulah, sesuai arahan pansus di DPR dengan Dikti agar Pemda turun tangan menanggulangi PTS dalam bentuk dana hibah atau lainnya untuk membantu PTS terutama mahasiswa yang miskin.

"Kita mengapresiasi progam pak Gubernur. Satu hal yang kami sayangkan untuk kedepan kalau ada persoalan persoalan yang menyangkut mahasiswa PTS hendaknya kami ini PTS diajak ngomong dulu sebelum mengeluarkan himbauan atau kebijakan," ujar Helmi.

Karena pihaknya juga dalam masa Covid-19 ini berhati-hati dan terus menunggu arahan dari kementerian dengan selalu kordinasi dengan L2 DIKTI.

"Memang semua terkejut, kita terkejut tahu tahu muncul dan viral di medsos (surat imbauan) nah ini keresahan. Saya selaku ketua APTISI sudah dapat surat banyak sekali yang bukan main kita kordinasi bagaimana mahasiswa, artinya kehidupan kampus tetap tenang. Cuma kami minta pada pemangku kepentingan terumata menyangkut mahasiswa PTS kami diajak ngomong dulu," ujarnya.

Wakil Ketua APTISI wilayah 2 Sumsel Babel, Bukman Lian mengatakan pembahasan yang dilakukan dengan DPRD Sumsel merupakan tindak lanjut dari rapat yang telah dilakukan pihaknya kemarin.

" Intinya dalam rapat itu membahas suatu program, skema bantuan pada mahasiswa terutama yang terdampak Covid-19, melalui UKT (uang kuliah tahunan) hanya berapa besaran, lalu kriteria apa saja yang bisa diberikan ini belum ada regulasi yang jelas, karena baru kemain. Nah mungkin yang ditunggu pimpinan perguruan tinggi saat ini adalah keputusan gubernur edaran kedua yang dihubungkan dengan edaran pertama. Artinya yang akan dibantu itu orangnya ini, mahasiswa nya ini, kriteria nya seperti ini," ujar Bukman Lian.

Lebih lanjut dalam rapat kemarin juga diputuskan bantuan keringanan biaya kuliah diperuntukkan bagi mahasiswa D3 dan S1 sementara mahasiswa S2 tidak termasuk.

Pihaknya berharap adanya dukungan dari DPRD sehingga bantuan tersebut segera terealisasi.

Ketua DPRD Sumsel, RA Anita Noeringhati mengatakan, pemerintah provinsi harus memiliki data yang akurat berapa jumlah mahasiswa yang terdampak Covid-19.

"Kemarin mahasiswa yang audiensi hari ini APTISI, intinya mereka mengharapkan yang solusi yang terbaik," ujar Anita. [ida]