Rencana penerapan new normal ditolak oleh Mujahid 212 Damai Hari Lubis. Karena dia menilai, kebijakan new normal di tengah kasus Covid-19 masih meningkat di Indonesia ini seperti kelinci percobaan yang kemungkinan akan semakin parah jumlah korbannya.
- CSR Minim, PT PLN S2JB Mengaku Rugi Hingga Rp194 Miliar
- Isu Pilpres 2024 Hanya Dua Paslon, Pengamat: Agar Anggaran Pemilu Dihemat untuk Bangun IKN
- Ketum Airlangga: Golkar Rajanya Proporsional Tertutup, tapi Kami Ingin Jaga Demokrasi
Baca Juga
"Kami, Mujahid 212 menolak keras new normal. Kebijakan perlindungan terhadap nyawa tapi model mirip 'kelinci percobaan'. Nyawa manusia, anak bangsa dianggap apa? Selembar daun kering?" ucap Damai Hari Lubis kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (29/5/2020).
Damai menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak menghargai nyawa rakyatnya sendiri dan hanya lebih mementingkan kepentingan ekonomi belaka.
"DPR RI mesti panggil sesuai kewenangan lembaga. Bila nyata melawan dan bertentangan dengan konsitusi dasar UUD 45 dan konsitusi-konstitusi lainnya, maka 'halal' meng-impeach-nya," tegas Damai. [ida]
- Prof Romli: Perppu Ciptaker Dikaitkan Impeachment Sudah Termasuk Provokasi
- Selain Pendidikan Politik, Golkar Beri Materi Keagamaan
- Deputi Bappilu Demokrat: Rekonsiliasi Dengan PDIP Harapan Bersama
