Belum bertarung sudah menyerah. Itulah yang terjadi dengan Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Libertian Justin Amash. Ia mengundurkan diri dari pencalonan presiden untuk menyingkirkan kandidat petahana dari Partai Republik, Donald Trump. Pengumuman tersebut disampaikan Amash dalam akun Twitter-nya.
- Laporan Dana Awal Kampanye, PDIP Seratus Miliar Lebih, Gerindra Sejutaan
- Sejarawan Unsri Nilai Banjir di Palembang Bentuk Kegagalan Pemkot Dalam Menata Kota
- Konsolidasi Golkar Berjalan Baik, Wasekjen: Yang Bilang Sepi Tentu Sedang Tertidur
Baca Juga
"Setelah banyak refleksi, saya menyimpulkan bahwa keadaan tidak mendukung kesuksesan saya sebagai kandidat presiden tahun ini, dan karena itu saya tidak akan menjadi kandidat," cuit Amash seperti dikutip CGTN.
Mantan anggota Partai Republik tersebut menjelaskan, perlombaan mendapatkan kursi tertinggi di Gedung Putih merupakan tantangan yang luar biasa, khususnya bagi para kandidat di luar partai-partai lama sepertinya.
Amash yang berusia 40 tahun sendiri dianggap sebagai pemikir yang independen. Bahkan ketika ia masih menjadi anggota Partai Republik, Amash mendukung pemakzulan Presiden Donald Trump.
Sebelum mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan November, Amash mengatakan orang Amerika sering memilih kandidat sederhana karena kesetiaan mereka kepada partai-partai utama, merujuk pada Partai Republik dan Partai Demokrat.
"Saya pikir ini penting ketika kita memikirkan apa yang kita inginkan dalam seorang presiden, kita berpikir tentang kejujuran dan kepraktisan dan kemampuan," ujar Amash.
"Dan terlalu sering kita memilih kandidat yang tidak mewakili kualitas-kualitas itu, tetapi hanya kandidat yang membuatnya melalui pemilihan pendahuluan partai khusus mereka," pungkasnya pada bulan lalu.[ida]
- Burhanudin Muhtadi: Satu dari Tiga Pemilih Indonesia Terpapar Politik Uang
- Gerindra Sumsel Penuhi Kuota 30 Persen Keterwakilan Perempuan di Politik
- Panaskan Mesin Politik, Zulkifli Hasan Kenalkan Charly Van Houten Sebagai Caleg PAN