Pandemik virus corona berdampak serius terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan menjadi penyebab meningkatnya pengangguran.
- Mi Instan Asal Indonesia Ditolak Masuk Taiwan karena Kandungan Pestisida, Kok Bisa?
- Promo bjb PASTI, Diskon Premi Asuransi Hingga 100 Persen
- Bahan Pakan Ternak dan Umpan Mancing, Cacing Nipah Sumut Tembus Pasar Malaysia
Baca Juga
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai ekonomi Indonesia saat ini tumbuh sangat rendah. Ia memberi gambaran, jika pertumbuhan ekonomi di angka 2,5 persen maka peningkatan pengangguran bisa mencapai 3-4 juta.
"Kalau misalkan ekonomi tumbuh 2,5 persen saja, ya peluang peningkatan penganggurannya bisa antara 3-4 juta, dan sekarang datanya sudah mencapai tambahan jutaan juga, ini juga belum rilis triwulan I. Ini gambaran betapa tingkat keparahannya nanti akan cukup besar," papar Eko video conference.
Namun, meningkatnya angka pengangguran akibat wabah virus corona tidak serta merta membuat masyarakat merespon baik peluncuran Kartu Prakerja.
"Bukannya tidak dibutuhkan tapi momentumnya enggak pas sama sekali. Ketika isunya adalah Kartu Prakerja ada komponen bansos di dalamnya, artinya bisa jadi solusi jangka pendek buat mereka untuk bertahan hidup," kata Eko, seraya mengutip analisis big data Datalyst Center Indef yang mencatat Kartu Prakerja mendapatkan respons negatif.
Menurutnya, di dalam Kartu Prakerja isinya ada kelas online dan konflik kepentingan. Sulit untuk masyarakat untuk meniru atau menerima ilmu yang ada dalam menu pelatihan Kartu Prakerja di saat pandemi Covid-19.
"Realokasi anggaran juga biasa terjadi di sektor lain kemudian kenapa di Kartu Pra Kerja seolah-olah eksekusinya harus bentuk-bentuk semacam ini, harus ada kursusnya, dan lain-lain.”pungkasnya.
- Realisasi Penerimaan Pajak Hingga Mei Capai Rp679 Triliun
- Dimeriahkan Ribuan Peserta, BTN Run & Ride 2022 Dekatkan BTN dengan Masyarakat
- Ekspor Nikel Indonesia Capai 123,17 Ribu Ton, Nilainya Tembus 496,96 Juta Dolar