Putusan mundur Adamas Belva Syah Devara sebagai Staf Khusus Prsiden Joko Widodo tak lantas menghentikan kritikan.
- Ketua MPR Minta Pemerintah Setop Impor Alkes, Saatnya Kembangkan Produk Dalam Negeri
- PDIP: Kami Banggakan Wapres Memberikan Salam Metal
- Baznas-MUI Gelar Safari Ramadan Libatkan 11 Syekh Palestina
Baca Juga
Bahkan justru menimbulkan pertanyaan baru bagi publik.
Pasalnya, Belva Devara menyatakan undur diri setelah perusahaan yang ia dirikan, Ruangguru, dipertanyakan keterlibatannya sebagai vendor pelaksana pelatihan online di program Kartu Prakerja.
Menurut politikus PDIP, Muhammad Nabil Haroen, wajar jika publik mengkritik mundurnya Belva Devara dan mempertanyakan kualitas Stafsus Presiden.
"Stafsus milenial itu tugasnya membantu Presiden agar mendapat gagasan, aksi nyata, dan mempengaruhi kelompok muda," tegas Nabil Haroen saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (22/4).
Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Gus Nabil ini melihat keberadaan Stafsus Presiden milenial itu tiada guna. Justru menunjukan kualitas minim dari yang mereka miliki.
"Tapi, karena komunikasinya kurang maksimal, terjadi kritikan di media sosial dan ruang publik, mempertanyakan kinerja mereka," ungkapnya.
"Maka saatnya Stafsus milenial membuktikan kinerja. Stafsus milenial harus membuktikan kepada generasinya, bahwa mereka layak berada di pemerintahan," demikian Gus Nabil.
- Kegagalan Hankam di Papua Dianggap sebagai Kelemahan Prabowo
- Pengamat Soal Pertemuan Prabowo dan Gibran di Solo: Seperti Dapat Durian Runtuh
- Jelang Idul Adha, Sekjen Gerindra Usul Dibentuk Satgas Penanganan PMK