Revisi Perkuat Dugaan China Manipulasi Jumlah Korban Covid-19

Di tengah kencangnya tudingan Pemerintah China memanipulasi angka kematian pasien pandemi virus corona baru penyebab covid-19, Otoritas Kota Wuhan merevisi jumlah korban tewas akibat wabah itu. Di Wuhan, yang merupakan epicentrum wabah tersebut, jumlah korban naik jadi 50 persen dengan total 3.869 pada Jumat (17/4/2020).


Satgas pengendalian virus corona setempat menyebut revisi tersebut dikarenakan pelaporan yang salah, keterlambatan dan kelalaian di lapangan. Untuk mengakomodasi perubahan data kematian di Wuhan, pemerintah Tiongkok pun merevisi jumlah kematian nasional pada Jumat menjadi 4.632.

Sejak beberapa pekan lalu sudah beredar spekulasi bahwa Tiongkok menyembunyikan data korban virus corona di Wuhan. Rumor ini dipicu oleh foto-foto antrian panjang anggota keluarga yang menunggu abu kerabat yang dikremasi dan laporan ribuan guci menumpuk di rumah duka.

"Pada tahap awal, karena kapasitas rumah sakit yang terbatas dan kekurangan staf medis, beberapa lembaga medis gagal untuk terhubung dengan sistem pengendalian dan pencegahan penyakit lokal secara tepat waktu," ujar seorang pejabat Wuhan yang tidak disebutkan namanya kepada media pemerintah CGTN seperti dilansir JPNN.Com.

"Yang mengakibatkan tertundanya pelaporan kasus yang dikonfirmasi dan beberapa kegagalan untuk menghitung jumlah pasien secara akurat," lanjut dia.

Kecurigaan bahwa Tiongkok tidak transparan tentang wabah telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Bahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ikut meragukan kejujuran Beijing.

"Apakah Anda benar-benar percaya pada data di negara yang luas yang disebut Tiongkok ini, dan bahwa mereka memiliki sejumlah kasus dan sejumlah kematian tertentu; apakah ada yang benar-benar percaya akan hal itu?" katanya.

Meski begitu, para ahli percaya angka kematian di banyak negara lain juga tidak akurat, mengingat banyak orang yang telah meninggal tanpa pernah dites untuk virus corona.

Topik "Wuhan merevisi angka kematiannya" adalah salah satu yang paling banyak dibaca di platform microblogging Weibo China, yang sangat diawasi.

Banyak komentator memuji pemerintah karena mengakui kesalahannya dan memperbaikinya, meskipun beberapa masih mempertanyakan jumlahnya dan satu mendesak provinsi lain untuk mengkaji kembali data mereka.

Dokter dan pejabat pemerintah di Wuhan telah berulang kali ditanya tentang keakuratan jumlah korban tewas oleh wartawan. Mereka pun mengakui bahwa orang mungkin telah meninggal tanpa dihitung pada hari-hari awal wabah yang kacau, sebelum tes tersedia secara luas.

"Tidak mungkin banyak jumlahnya karena itu periode yang sangat singkat," kata Wang Xinghuan, kepala salah satu dari dua rumah sakit darurat yang dibangun untuk wabah kepada wartawan di Wuhan pada 12 April. Dia menekankan bahwa dia tidak berbicara untuk pemerintah.[ida]