Fitri: Masyarakat Jangan Berlebihan, Stock Gula Cukup

Isu kelangkaan gula di Palembang langsung disikapi Wakil Walikota Fitrianti Agustinda. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut, langsung memantau kesediaan gula di Gudang Bulog (Badan Urusan Logistik) Palembang.


Didampingi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Bank Indonesia, dan Kepala Perum Bulog Sumsel dan Babel Yudi Wijaya, Fitri melihat jumlah stok gula yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan.

"Kita tidak ingin masyarakat khawatir dengan kelangkaan gula. Alhamdulillah gula di gudang Bulog masih cukup banyak. Dimana, masyarakat bisa membeli gula ke gudang Bulog tepatnya di Koperasi Bulog," ungkapnya.

Meski diperbolehkan, Fitri berharap masyarakat tidak membeli gula dalam jumlah besar, demi menjaga kesediaan gula di gudang tersebut.

"Setiap warga hanya boleh membeli setengah kilogram (Kg) saja, harga 1 Kg Rp12.500 jadi kalau setengahnya sekitar Rp6000an, dengan melampirkan fotokopi KTP, jaga-jaga jangan sampai stok kurang," terangnya.

Fitri tidak memampil jika kondisi stok gula saat ini masih terbatas dan hanya mencukupi untuk satu bulan kedepan, lantaran molornya masa panen petani tebu.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, akan dilakukan pasar murah atau Operasi Pasar (OP) ini di lima pasar, terutama untuk komoditi gula.

"Kita fokuskan dulu ke gula karena ini menjadi keluhan masyarakat. Mudah-mudahan OP ini berjalan lancar sehingga stabilitas harga terjaga. Apalagi kita dengar pemerintah pusat juga telah membuka keran impor, untuk memenuhi stok gula dan beberapa bahan pokok lain," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Sumsel dan Babel, Yudi Wijaya mengatakan, biasanya stok gula yang disediakan Bulog bisa mencapai ribuan ton. Karena kelangkaan ini maka kondisi stok saat ini tinggal 9,6 ton. Padahal, dalam satu bulan Bulog biasanya menjual gula 5-10 ton diantaranya setiap distributor bisa membeli 1-5 ton gula.

"Sambil menunggu gula impor dari Brazil dan India menurut infonya sebanyak 400 ribu ton. Dari situ, gudang Bulog se Indonesia akan menerima 29.800 ton. Nah, Untuk kebutuhan Sumsel sendiri kita tunggu dari Dinas Perdagangan berapa kebutuhannya," jelasnya.

Ia mengakui kelangkaan gula disebabkan faktor waktu panen tebu yang belum tiba, karena masa panen tebu ada di antara bulan Juni - Juli. Pihaknya meminta masyarakat untuk tenang dan menunggu impor gula.

"Bukan hanya di pasar tradisional, saya juga menemukan di beberapa minimarket gula sudah langka. Kita harap dengan bantuan gula impor itu bisa memenuhi kebutuhan sembari menunggu masa panen," tandasnya. [ida]