Mirip Musda Gangster, Kader Golkar ME Minta Diulang

Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sumatera Selatan (Sumsel) pada 4-5 Maret lalu dinilai lebih mirip Musda gangster karena Steering Comittee (SC) sebagai pelaksana kegiatan tidak mau menerima masukan dari para peserta.


Selain itu adanya ancaman dari Wakil Ketua DPP Golkar Nurdin Halid yang meminta mereka diberikan sanksi karena melakukan aksi walk out (WO) juga menunjukan kalau ada sikap arogan.

"Kami merasa keberatan atas sikap dari SC ini apalagi ada ancaman. Ada alasan mengapa kami walk out itu. Sterring Committee (SC) kami anggap telah menyalahi karena banyak prosedur Musda yang tidak dilakukan mulai dari verikasi dukungan dan aturan lainnya," tegas Ketua Harian Partai Golkar Muaraenim, H Adriansyah kepada RMOLSumsel, Senin (9/3).

“Kita meminta Mahkamah Partai untuk menguji keputusan yang diambil SC karena kami menilai telah terjadi salah prosedur dalam hal tersebut. Sebagai peserta kami merasa di rugikan. Terus terang, Musda yang dipimpin Ibu Anita itu mirip Musda gangster. Sekendaknyo bae,” tambah dia.

Atas kesalahan itu Adriansyah mengajukan keberatan dan gugatan ke Mahkamah Partai (MP) sebagai pemegang kuasa tertinggi di Golkar. Gugatan ini didukung oleh 13 DPD yang melakukan WO lalu sekaligus untuk menunjukan siapa telah melakukan kesalahan prosedur sidang, apakah mereka atau SC.

"Apa keputusan Mahkamah Partai, kami akan menerima. Kalau gugatan kami diterima, yah minta Musda ini dilanjutkan hingga semua tahapan. Kalau tidak diterima, kami juga tetap menerima. Gugatan ini saya lakukan sendiri selaku kader partai dan mendapat dukungan penuh dari Ketua DPD Golkar Muaraenim serta 13 DPD lainnya. Artinya, gugatan ini saya pribadi yang melakukan, bukan atas kelompok tapi didukung penuh 13 DPD," terang Adriansyah.

Wakil Ketua Pemenangan Partai Golkar ini menambahkan, inti dari musyawarah adalah mencari keputusan yang terbaik dengan jalan yang terbaik pula. Dalam hal tersebut, ada dua kader terbaik dari Golkar Sumsel yang diajukan yakni Andie Denaldie dan Dodi Reza Alex.

"Kita semua tahu mungkin kalau Dodi adalah aset terbaik Golkar Sumsel dan cukup berpengalaman. Namun Andie juga kader terbaik Golkar Sumsel. Buktinya meski dianggap sebagai pemain baru namun dia bisa mengkondisikan 13 DPD. Artinya kekuatan itu berimbang, untuk mendapatkan yang terbaik yah harus dilakukan dengan cara baik pula, bukan dengan cara gangster," tegasnya.