Ada Cabup Nikung Pusat Untuk Dapat Perahu, Ketua PAN: Itu Manuver Tak Beradab

Suhu politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) memanas.

Bukti kongkritnya petang (26/02) ini, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kabupaten OKU, Mirza Gumay S.I.P, tetiba meradang.

Bukan tanpa dasar. Mirza menyebut, ada salah satu Calon Bupati (Cabup) yang melakukan manuver "tak beradab", dengan cara melobi Partai langsung ke DPP (pusat) tanpa melalui DPC/ DPD, untuk mendapat perahu agar dapat melaju di Pilkada nanti.

"Dalam berpolitik dan berpartai, manuver macam itu tidak beradab," ungkap Mirza tanpa menyebut nama Cabup dimaksud.

Apakah hal demikian terjadi di PAN? Mirza terang-terangan tak menampiknya. Bahkan ia memungkinkan hal ini juga terjadi di partai lain.

Di internal PAN sendiri, urai Mirza, mekanismenya sudah disepakati. Bahwa Cabup yang akan diusung bermula dari bawah. Dalam hal ini, dari DPD, DPW dan ke DPP.

"Nah, ketika ada salah satu Cabup yang nikung ke atas, sekali lagi itu tidak beradab. Tinggal lagi masyarakat OKU, apakah akan memilih Cabup yang tidak beradab ini," cetus dia.

Mirza menegaskan bahwa hal yang diutarakannya itu bukan sebuah tudingan. Ia berani menyebut sudah terjadi deal-deal politik yang dimulai dari atas ke bawah.

"Sedangkan itu tadi, mekanisme kan seharusnya dari bawah ke atas. Dan perlu diingat, jika situasi macam ini mencapai klimaks, bukan tidak mungkin seluruh kader PAN akan melakukan perlawanan," tandas dia. [R]


[rmol]. Suhu politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) memanas.

Bukti kongkritnya petang (26/02) ini, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kabupaten OKU, Mirza Gumay S.I.P, tetiba meradang.

Bukan tanpa dasar. Mirza menyebut, ada salah satu Calon Bupati (Cabup) yang melakukan manuver "tak beradab", dengan cara melobi Partai langsung ke DPP (pusat) tanpa melalui DPC/ DPD, untuk mendapat perahu agar dapat melaju di Pilkada nanti.

"Dalam berpolitik dan berpartai, manuver macam itu tidak beradab," ungkap Mirza tanpa menyebut nama Cabup dimaksud.

Apakah hal demikian terjadi di PAN? Mirza terang-terangan tak menampiknya. Bahkan ia memungkinkan hal ini juga terjadi di partai lain.

Di internal PAN sendiri, urai Mirza, mekanismenya sudah disepakati. Bahwa Cabup yang akan diusung bermula dari bawah. Dalam hal ini, dari DPD, DPW dan ke DPP.

"Nah, ketika ada salah satu Cabup yang nikung ke atas, sekali lagi itu tidak beradab. Tinggal lagi masyarakat OKU, apakah akan memilih Cabup yang tidak beradab ini," cetus dia.

Mirza menegaskan bahwa hal yang diutarakannya itu bukan sebuah tudingan. Ia berani menyebut sudah terjadi deal-deal politik yang dimulai dari atas ke bawah.

"Sedangkan itu tadi, mekanisme kan seharusnya dari bawah ke atas. Dan perlu diingat, jika situasi macam ini mencapai klimaks, bukan tidak mungkin seluruh kader PAN akan melakukan perlawanan," tandas dia.