Raih WTP, Jamsyar Bukukan Pertumbuhan Aset 41,9%

[RMOL] Dirut PT Jamkrindo Syariah (Jamsyar) Gatot Suprabowo mengatakan, aset perusahaan yang ia pimpin menembus angka Rp1 triliun lebih dan mendapat predikat WTP.


"Pada tahun 2018, aset PT Jamsyar sebesar Rp 746 miliar, dan pada akhir tahun 2019 menjadi satu triliun 59 miliar atau tumbuh sebesar 41,9 pesen. Bahkan, pada Januari 2020, kita mendapat tambahan modal sebesar Rp75 miliar," jelas Gatot kepada pers di Jakarta, Selasa (25/2/2020).

Gatot, yang didampingi sejumlah direktur, mengatakan pertumbuhan tersebut karena adanya setoran modal dari pemegang saham yang terealisasi di tahun 2019 sebesar Rp175 miliar dan penerimaan Imbal Jasa Kafalah sebesar Rp295,32 miliar.

Penambahan tersebut mengakibatkan pertumbuhan dana kelolaan Jamsyar, di mana pada periode tersebut ditempatkan pada instrumen investasi berupa Deposito dan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara).

Nilai deposito dan SBSN di akhir tahun 2019 masing-masing sebesar Rp495,24 miliar dan Rp163,65 miliar.

"Komposisi tersebut ditetapkan untuk mencapai target pendapatan investasi dan memenuhi kebutuhan likuiditas terkait pembayaran kewajiban perusahaan," katanya.

Di samping itu, komponen aset lain yang cukup signifikan adalah Biaya Dibayar di Muka dan Aset Lain-Lain. Biaya Dibayar di Muka tersebut sebagian besar merupakan biaya penjaminan ulang / re-asuransi atas penjaminan yang belum jatuh tempo dan belum diakui sebagai biaya pada komponen laba (rugi).

Di sisi liabilitas, komponen liabilitas terbesar adalah Pendapatan Ditangguhkan, yaitu sebesar Rp448, 83 miliar. Pendapatan Ditangguhkan tersebut tumbuh sebesar 24,14% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Hal ini menunjukkan bisnis penjaminan Jamsyar di tahun 2019 mengalami pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya dan terdapat penjaminan berjangka waktu lebih dari satu tahun," katanya.

Di samping itu, cadangan klaim juga meningkat sebesar 32,92% dari tahun sebelumnya. Cadangan klaim tersebut ditingkatkan untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan biaya klaim di masa yang akan datang.

Adapun di sisi ekuitas terjadi pertumbuhan sebesar 63,80% dari tahun sebelumnya. Selain karena adanya penambahan modal, pertumbuhan ekuitas juga disebabkan oleh adanya kenaikan cadangan umum dan saldo laba dari laba tahun 2019.

Laba tahun berjalan Jamsyar pada tahun buku 2019 adalah sebesar Rp 36,57 miliar atau tumbuh sebesar 62,25% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba tersebut didukung oleh pertumbuhan pendapatan penjaminan dan pendapatan investasi masing-masing sebesar 42,93% dan 82,54%. Di samping itu, terdapat pendapatan subrogasi yang cukup signifikan, sehingga meskipun beban klaim cukup besar, namun penjaminan bersih tetap tumbuh dengan baik.

Menurut Gatot, kondisi keuangan tersebut menunjukkan tersebut kinerja keuangan Jamsyar cukup cemerlang sehiangga menambah optimisme untuk meraih sukses yang lebih gemilang di tahun 2020. Untuk mencapai target tahun 2020 yang cukup menantang, Jamsyar menerapkan strategi “Peningkatan Profitabilitas Melalui Perkuatan Teknologi Informasi & SDM Unggul”.

Gatot menambahkan, pada 27 Januari 2020, Kantor Akuntan Publik Hertanto, Grace, Karunawan (HGK) telah menyelesaikan proses audit Laporan Keuangan PT. "Jamkrindo Syariah tahun buku 2019 dengan opini wajar tanpa modifikasian," katanya.[ida]